Gulf mengerucutkan bibirnya sambil berbenah, menata barang-barangnya di dalam kamar Mew.
Tiga hari yang lalu, Gulf di usir oleh Mean karena dia sudah memiliki kekasih.
Mean mengatakan bahwa dia juga ingin mengisi kamarnya dengan desahan sang kekasih, bukan desahan Gulf.
Bukannya Gulf tidak senang melihat Mean senang, hanya saja.....
Kenapa Gulf harus pindah ke kamar apartemen Mew?
Memang benar Mew dan Gulf sudah secara resmi berstatus sepasang kekasih.
Tapi bukan berarti Gulf harus tinggal bersama Mew, bukan?
"Kenapa? Apa kau takut sakit pinggang jika tinggal denganku?" celetuk Mew berdiri di ambang pintu
Tubuh Gulf menegang.
Gulf semakin mengerucutkan bibirnya sambil menata barangnya dengan sedikit kesal.
"Kau akan mendiamkan aku?"
Gulf mengabaikan Mew. Dia memilih untuk menyibukkan diri merapikan barang-barangnya lalu istirahat, tidur siang.
"Kau sungguh tidak ingin satu kamar denganku?"
Gulf selesai merapikan barang-barangnya. Dia lalu beranjak ke ranjang, membaringkan tubuhnya di sana. Tidak lupa menggulung tubuhnya ke dalam selimut.
Mew mengambil langkah maju
Gulf mengeratkan gulungan selimut yang membungkusnya
"Kau sungguh akan melakukan ini padaku? Mendiamkan aku?" Mew berdiri di depan ranjang
Gulf memasukkan kepalanya ke dalam selimut
"Kau benar-benar keras kepala, eh" seringai Mew
Gulf mendengar alarm bahaya dalam kepalanya berbunyi nyaring
"Berat!!!!!" teriak Gulf
Mew melempar tubuhnya ke atas tubuh Gulf tanpa aba-aba
Gulf langsung berontak. Menendang dan memukul ke segala arah.
Mew tertawa sambil berguling ke samping
"Apa phi pikir tubuh phi tidak berat?" mendelik Gulf
Mew hanya mengendikkan bahu dengan acuh sambil menatap Gulf
Gulf mendengus kesal lalu memunggungi Mew
Gulf kembali membungkus tubuhnya dalam selimut, hanya menyisakan kepalanya menjembul
Mew mendekat, merapatkan tubuhnya, memeluk Gulf dari belakang
"Apa kau marah?" Mew memeluk erat Gulf
"Lepas" rajuk Gulf
"Apa kau sungguh takut aku akan memaksamu untuk melakukan sex denganku?"
"Uhm"
"Apa karena kau pikir aku sangat mesum, hingga tidak bisa menahan libidoku?"
"Uhm"
"Manisnya" gemas Mew mengeratkan pelukannya
"Apa phi pikir bisa menahan diri untuk tidak menyentuhku?"
"Tidak" nyengir Mew
"Sudah ku duga. Lepaskan" rajuk Gulf
"Tidak mau"
"Phi! Aku kepanasan" omel Gulf
"Siapa suruh menggulung tubuhmu seperti kepompong begini?!"