Menolak untuk Mengakui

8.9K 1K 76
                                    

Hal mustahil terjadi.

Gulf.

Dia telah merindukan pria buas di depannya. Merindukan Mew.

"Ikut aku" Mew menarik tangan Gulf untuk mengikutinya

"Phi! Tunggu sebentar! Aku harus segera ke aula, sebentar lagi ospek di mulai" panik Gulf

"Ikut aku sebentar" sahut Mew

Mew membawa Gulf ke toilet, mendorongnya masuk ke salah satu bilik di sana, dan menguncinya dari dalam.

Mew mendudukkan Gulf di atas kloset, menundukkan kepalanya dengan tangan di rahang Gulf

"Apa yang ingin phi lakukan?" lirih Gulf sambil menahan bahu Mew

"Kita tidak memiliki banyak waktu. Biarkan aku menciummu sebentar saja" mata Mew sudah ditutupi kabut nafsu

Gulf menjatuhkan tangannya. Dia tidak tahu, kenapa dia melakukan hal itu.

Mew langsung melumat rakus bibir Gulf, menekan dalam bibir keduanya. Menggigit kecil bibir atas dan bawah Gulf dengan bernafsu.

Tangan Gulf terangkat, dia mengalungkan tangannya di leher Mew. Mengimbangi ciuman Mew sambil meremas rambut belakangnya.

Lidah bertautan. Saling menjerat dan mendorong satu sama lain, hingga saliva lolos dari sudut bibir Gulf.

Mata Mew jatuh pada leher Gulf, dia menarik dirinya

Tapi dengan cepat, Gulf menangkup pipi Mew dan mempertemukan kembali bibir mereka.

Gulf merindukan Mew. Merindukan sentuhan Mew pada dirinya. Merindukan semua yang ada pada diri Mew.

"Tahan, baby" Mew menarik dirinya dengan jarinya mengelus bibir Gulf

Gulf meremas rambut belakang Mew sambil menjilat ibu jari Mew yang di bibirnya

Mew menyeringai "Ada apa dengan perban di lehermu?"

"Phi masih menanyakannya?" Gulf mengerutkan keningnya

"Heh~ kenapa kau menutupinya? Bukankah sudah kukatakan akan lebih baik jika semua orang melihatnya?" Mew mengecup kening Gulf

"Ini berlebihan" Gulf memicingkan matanya

Mew sontak mencubit bibir Gulf, dengan seringai khas miliknya

"Jangan biarkan orang lain menikmati bibir indah ini" ujar Mew

Mew kemudian berbalik, dan membuka kunci bilik toilet

Gulf mengerjap-ngerjapkan matanya

"Kau masih ada ospek yang menunggu" Mew mengacak rambut Gulf

Gulf sontak berdiri dengan mata melebar, lalu berlari meninggalkan toilet tanpa sepatah kata pun

Mew menyandarkan bahunya di pintu bilik toilet, dengan senyum di wajahnya

"Sayang sekali. Di jam segini toilet pasti sepi dan aku bisa melakukannya, tapi dia harus ospek" Mew melihat sekeliling toilet

"Kelak tempat ini akan jadi sangat panas dan berisik, tidak sunyi senyap seperti sekarang" seringai Mew, lalu meninggalkan toilet

.
.
.
.
.

"Kau masih marah padaku?" ujar Mean duduk bersandar di atas ranjang sambil makan camilan

Tampak Gulf keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil di bahunya, dan celana pendek. Dia membiarkan tubuh bagian atas terekspos.

"Jadi kau masih marah padaku" enteng Mean

Sketsa Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang