Sepulang liburan musim panas di Florida, Taeyong semakin lengket dengan Jisoo, apalagi Jechan. Anak itu sangat menempel pada Jisoo, setiap harinya tidak dapat dipisahkan. Bahkan setiap malam tiba, anak itu akan menangis karena Jisoo tidak bisa bermalam dirumahnya.
"Kenapa pah?" Tanya Jechan pada Taeyong dengan isak tangisnya.
"Sayangku! Tante Jisoo belum boleh tinggal disini" ujar Taeyong
"Tapi kenapa?" Rengeknya
Rasanya kuping Taeyong sangat panas dan bosan setiap malam mendengar rengekan Jechan bertanya kenapa.. kenapa.. dan kenapa?
Taeyong menghela napasnya, lalu.. "dengar, papa sama tante Jisoo harus menikah dulu, baru tante Jisoo bisa tinggal disini dan bobo sama kita" jelas Taeyong dengan sabar.
"Kalo gitu sekarang papa nikah aja sama tante Jisoo, biar bisa bobo disini sama aku"
Astaga anak ini!!
"Ya gak bisa gitu dong sayang"
"Kenapa?"
Ya Tuhan! Anak siapa ini? - batin Taeyong frustasi.
"Huhft.. sesi tanya jawabnya udah beres, sekarang kita bobo. Udah larut banget ini, besok kan kamu sekolah" Taeyong yang tidak tahu harus bagaimana lagi memberi penjelasan pada Jechan pun mengalihkan topik pembicaraan.
Mungkin anak itu kelelahan karena banyak menangis, akhirnya menuruti perintah Taeyong. Mereka berdua kini sedang berbaring saling memeluk.
"Pah!" Panggil Jechan pelan.
Taeyong yang memejamkan matanya pun hanya bergumam.
"Aku boleh panggil tante Jisoo, mama?"
Pertanyaan itu sukses membuat mata Taeyong terbelalak. Rasa kantuk yang tadi menjalar sekarang sudah hilang.
"Pah!?" Panggilnya, karena Taeyong tak bergeming sedikitpun.
"Boleh kan pah?" Tanya Jechan memastikan.
"Hmm.. kita tanyakan dulu sama tante Jisoo besok. Sekarang kita bobo" final Taeyong.
Taeyong mengelus puncak kepala Jechan dengan lembut, didekap dan diciumnya dengan penuh kasih sayang. Akhirnya Jechan pun tertidur pulas.
🌱🌱🌱
Aku sedang berleha-leha diatas tempat tidur empukku. Hari ini tidak ada kegiatan sama sekali. Sepulang liburan waktu itu, saat itu juga masa kerjaku menjadi sekretaris kak Chanyeol berakhir.
Kruukkk...
"Eugh.. laper tapi mager banget"
Kini posisiku tengkurap, tanganku menekan perutku menahan lapar tapi itu tidak berhasil. Perutku terus berbunyi.
Terpaksa aku beranjak dari singgasanaku lalu ke dapur mencari sesuap nasi.
Dan berakhirlah aku bergelut dengan alat masakku. Setibanya di dapur aku tidak menemukan makanan hanya ada bahan mentah di dalam kulkas. Terpaksa harus memasak sambil mengibur perutku yang sedari tadi berbunyi dengan segelas air.
A few minutes later...
"Akhirnya jadi juga..!!"
Selesai masak akupun langsung melahap masakanku walaupun sedikit panas. Tapi tak apa, mulutku bisa menahannya demi memenuhi keinginan cacing² di perutku.
Drrrt.. Drrrttt...
"Halo..!"
"Bae!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BEJO 《Taeyong X Jisoo》
General FictionSiapa yang menyangka jika kesialan seseorang bisa membawa keberuntungan di kehidupan kedepanya.