Pagi-pagi buta Jisoo sudah sibuk mengerjakan ini dan itu. Jam sudah menunjukan pukul 6, dirinya masih berkutat dengan masakkannya.
Sedikit lagi..
Ya, sedikit lagi hidangan untuk sarapan sudah siap disajikan.
Selesai memasak kakiku melangkah menuju kamar si kecil. Waktunya anak itu bersiap-siap untuk pergi sekolah.
"Hei.. ayo bangun Je!" Tidak perlu lama, Jechan bangun hanya dengan sekali sentuhan.
Matanya mengerjap-ngerjap lalu meregangkan tubuh kecilnya. Lucu sekali.
"Ayo bangun!" Aku menarik tangannya agar dia bangun dari tempat tidurnya.
"Gendong" pintanya memelas.
Aku lemah jika seperti ini. Wajahnya saat bangun tidur sangat lucu. Membuatku tidak tega menolak keinginannya.
"Manja banget sih.. anak siapa iniii?!!" Dengan gemas aku mengecup beberapa bagian wajahnya.
Jechan tertawa kegelian, karena aku menyerbunya dengan kecupan diwajahnya.
Memang semenjak aku membolehkan Jechan memanggilku 'mama', anak itu menjadi sangat manja padaku."Anak mama Jisoo!!" Serunya riang.
Aku tak kuasa menahan senyum, sehingga senyumku mengembang begitu lebar.
"Yaudah, ayo mandi! Anak mama Jisoo gak boleh bau iler" aku menggendongnya menuju kamar mandi.
"Aku gak bau iler mama!" Jechan membantah kesal.
Aku tertawa kecil dengan respon darinya.
Selesai mandi dan bersiap-siap, Jechan yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya kini sudah duduk berhadapan dengan Jisoo di meja makan, menyantap sarapan.
"Papa mana ma?" Tanyanya penasaran, karena sejak dia bangun, dia belum melihat batang hidung papanya.
"Papa masih bobo sayang"
"Kok masih bobo? Kan udah siang!" Tanyanya heran
"Papa kan masih sakit sayangkuuu!! Masa Jeje lupa" aku gemas melihat jawaban polosnya.
"Loh masih sakit? Tapi tadi malem papa baik-baik aja ko mah" balasnya tak percaya.
Ya tidak mungkin Taeyong menunjukkan bahwa dirinya tak berdaya di depan Jechan. Taeyong tidak ingin membuat anak semata wayangnya mengkhawatirkan dirinya.
"Hmm.. tadi pagi papa demamnya naik lagi jadi sekarang masih harus istirahat Je" aku gak peduli kalau jawabanku tidak menjawab rasa penasaran Jechan. Anak itu selalu punya pertanyaan yang bahkan kita tidak pernah membayangkannya. Kadang membuatku sulit untuk menjawab pertanyaannya.
"Udah selesai kan?"
Jechan mengangguk, lalu meminum susunya yang tinggal sedikit lagi.
"Nah sekarang kita pamitan dulu sama papa yuk!"
Aku dan Jechan pun pergi menuju kamar Taeyong. Setelah memasuki kamarnya, kulihat Taeyong masih terlelap, wajahnya masih terlihat pucat.
"Bangunin papanya mah!" Perintah Jechan.
"Gausah Je, kasian papanya. Pamitnya pelan² aja ya!"
Jechan pun mengangguk lalu mendekatkan bibir mungilnya ke arah telinga Taeyong. Sedangkan aku menulis pesan di sticky note, supaya nanti pas dia bangun tidak kebingungan mencariku.
"Aku sekolah dulu ya pah! Papa cepet sembuh! biar kita bisa main lagi pah! Aku sayang papa" setelah itu Jechan mencium pipi Taeyong dengan pelan.
Aku menghampiri Jechan dan Taeyong. Aku mengecek suhu tubuhnya dengan termometer.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEJO 《Taeyong X Jisoo》
General FictionSiapa yang menyangka jika kesialan seseorang bisa membawa keberuntungan di kehidupan kedepanya.