BUKTI : Ekstra I

5K 176 7
                                    

Gadis cantik tengah menangis sesegukan di dekat danau belakang sekolah. Mengaja setega ini pacar nya bersikap seperti tadi. Sungguh mengecewakan.

"Kenapa sih Ken. Loe berubah dua hari ini, loe gak seperti Kenzo yang gue kenal.. hiks"

Fina putrifiola, sudah berpacaran dengan Kenzo empat hari dan sekarang entah mengaja Cowok itu berubah sifatnya pada dia. Apa ia mempunyai kesalahan, dia kan hanya ingin makan berdua dengan pacarnya. Apa itu salah.

Mengaja juga ia bisa mencintai Kenzo manusia datar itu, dan mengapa waktu itu dia menerima untuk jadi pacar Kenzo. Dan akhirnya hanya membuat dirinya kecewa saja.

"Huff.. kenapa gue cengeng banget sih, ah. Gue harus semangat gak boleh menyerah. Pasti Kenzo bakal berubah sifatnya yang baik" ucap Fina menyemangati dirinya sendiri.

Fina gak harus menyerah sekarang. Ia harus berjuang untuk meluluhkan hati Kenzo, kalau perjuangannya sia-sia ia hanya bisa pasrah pada yang maha kuasa.

Dengan kasar ia menghapus air matanya yang tengah mengalir dipipi chubynya itu, ia bangkit dari duduknya membersihkan roknya yang terlihat sangat kusut akibat ia duduk direrumputan itu.

"Ok. Gue gak boleh cengeng, harus kuat"

Fina kemudian ia kembali kekelasnya. Ia sudah melupakan hal yang tadi saat Kenzo menolak ajakan dirinya. Toh gak rugi juga, yang penting dari mereka berdua tak ada kata putus. Fina akan berusaha berjuang.

*

Setelah sampai dikelas. Ia melihat Kenzo tengah membaca buku pelajaran. Fina hanya tersenyum tipis. Ia berjalan melewati bangku Kenzo, kemudian duduk di belakang bangku Kenzo. Ya sana ia tempat duduk.

Kenzo menyadari kalau Fina datang, dan duduk dibangku belakangnya. Namun tak ada sapaan dari Fina, mungkin masih marah.

Ia hanya diam, lebih fokus pada buku belajarnya ketimbang memperhatikan Fina.

Fina menyadari itu, Kenzo sama sekali tak menatap dirinya sungguh sangat menyebalkan sekali. Kini Kanza menghampiri sang abang tengah serius dengan buku pelajarannya.

"Heh bang, loe kok gak ajak bicara Fina sih" bisik Kanza menyenggol lengan Abang nya itu.

"Apaan deh loe, birisik. Diam!"

Kanza menggelengkan kepalanya melihat tingkah Kenzo abangnya itu. Jahat sekali.

"Hei Fin, kok diam aja sih. Biasanya kan rame"

Fina hanya tersenyum tipis.
"Gak papa, aku pengen diam aja"

Kanza hanya menggangguk paham. Ia kembali duduk fokus kedepan. Biarkanlah saja Abangnya itu menyelesaikan pacarnya itu ia tak akan ikut campur dalam hal itu.

***

Bel pulang berbunyi.
Fina buru-buru mengemasi bukunya memasukkan kedalam tasnya.

"Kanza. Duluan ya"

"Eh. Iya Fin"

Fina berjalan keluar tanpa menyapa Kenzo yang menatap dirinya dengan raut bingung.

"Heh bang. Kejar dong kok diam aja sih"

Kenzo hanya menanggukkan kepalanya. Ia mengejar Fina yang sudah mulai jauh dari dirinya. Semungkin bisa ia mengejar Fina yang sudah agak dekat kemudian memegang tangan Fina itu.

"Eh.. em, ken ada apa?"

"Maaf"

Satu kata itu membuat Fina hanya tersenyum tipis. Ia sudah jauh memaafkan Kenzo, sebelum dia meminta maaf pada dirinya.

BUKTI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang