Malam itu Sekre diisi dengan suara ribut perdebatan rapat majalah mereka periode ini. Majalah Pers Kampus, era Kepemimpinan Hanif. Sebelum masuknya para Pers Kampus Junior bulan depan.
Rapat berlangsung sengit, di mana issue dari Litbang ditolak mentah – mentah oleh departemen lain. Kubu redaksi merasa keberatan dengan issue tidak matang yang hanya akan menambah pekerjaan redaksi jika harus eksekusi dan memikirkan jalurnya pula. Sedangkan membuat jalur adalah tugas dari Litbang. Redaksi hanya bisa membagi angle.
Perusahaan juga menolaknya, dari sisi marketing dan publisitas issue yang diajukan sudah alot dan ketinggalan jaman. Tidak cocok dengan pangsa pasar, apalagi mahasiswa jaman sekarang.
Pusing lah Litbang. Apalagi Sian hanya diam menyesap tembakaunya di ambang pintu, atas perintah Siddiq. Katanya kalau gak diasupi nikotin, otak Sian gak bisa mikir.
Sepanjang rapat itu Sian bukannya membantu para anak buahnya, terutama angkatan 1, yaitu Yohan, Jelita, dan Lucas untuk meyakinkan para pimpinan departemen lain menerima issue mereka, Sian malah ikut mempertanyakan bobot issue yang mereka bawa.
Membuat Lucas meradang, merasa seperti dikhianati. Padahal Sian pemimpin mereka.
"Gue sebagai pimred minta litbang lebih gali lagi issuenya, framing yang lebih jelas dan detail. Yang ini gue tolak. Semuanya."
"Dari perusahaan juga sama, gue minta issue yang lebih bisa menjual lah. Sesuaikan dengan keadaan sekarang yang maju cepet banget issue topiknya." tambah Naresh.
Sian masih diam.
"Rapat kita tutup aja. Lanjut lusa."
Wishaka kemudian menulis tutup pada ujung whiteboard yang sengaja di letakan menyender pada tembok seberang set sofa dekat pintu. Sebagai pimpinan rapat Ia mengkoordinasikan sekretaris untuk segera menyelesaikan notulensi.
Kenapa Wishaka yang memimpin dan bukan Hanif?
Pemimpin rapat majalah, sudah menjad tugas dari Pemimpin Redaksi. Karena majalah ini merupakan proker redaksi periode ini. Departemen lain akan memimpin begitu tiba saatnya timeline proker mereka dijalankan. Itu semua sudah terstruktur ada dalam timeline kerja Pers Kampus, dibuat saat raker awal kepemimpinan Hanif dulu.
Pukul 09:05 semua penghuni Pers Kampus bertampang suntuk. Ini dikarenakan mereka yang sudah rapat sejak sore pukul 03:00 WIB, sampai malam. Capeknya minta ampun.
"Eh Han, mau gue kenalin sama cewek cakep nggak?"
Brian tahu – tahu menyosor bahu Yohan dan merangkulnya akrab. Membuat Yohan kebingungan.
"Cewek apaan dah, Bang?"
"Ini, lo kenal Jaevan, kan? Temen Abang yang cungkring tempo hari ke sini."
"Yang mirip anak ayam itu?"
Brian mengangguk antusias.
"Abang mau jodohin Yohan sama dia?!"
"Ya enggak lah Supri! Dengerin dulu!"
Brian kesel. Otaknya Yohan ini di mana sih?
Cuman, agak dimaklum lah, anak litbang lagi pada darah tinggi. Soalnya pas rapat tadi, tiga orang ltibang 2018 disudutkan oleh satu kepengurusan, gimana gak sensi coba? Senior litbangnya malah ikutan nyudutin juga.
"Dia punya adek, cakep. Pas adeknya main ke sini, dia demen katanya sama lo, minta dikenalin. Mau gak?"
Yohan diam dan berpikir sebentar. "Cantiknya kaya Sana gak? Kalo enggak ogah gue. Minimal kaya Ryujin deh."

KAMU SEDANG MEMBACA
Pers Kampus ✔ [Open PO Pers Kampus 1.0 & 2.0 check IG allyoori]
Ficción General╰Pers Kampus ╮ • College life • Lokal • Semi baku Kisah mereka mencari berita hingga cinta. Dari nggak kenal, jadi kolega, katanya teman, kemudian sahabat, hingga jadi keluarga cemara. Prinsipnya, nyari berita sampe mampus! Mereka itu, • Peka sama g...