Lalisa 12

1.1K 85 16
                                    

Jimin membuka setelan jasnya dan membuangnya sembarang dikamarnya. Lalu ia merebahkan tubuhnya pada kasur king sizenya itu.

Ia menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan sendunya. Pikirannya kini kacau balau. Jantungnya terasa sakit sekali. Ia meremas jantungnya.

'sial!' umpat Jimin.

Dengan nafas yang berat dan otak yang kacau, Jimin bangkit dari tidurnya dan berjalan kearah balkon kamarnya. Disana ia menghirup udara sore hari. Lalu menyalakan sebatang rokok yang berada diatas meja balkon kamarnya. Hisapan demi hisapan ia hembuskan.

Ya, Jimin memang perokok aktif. Tapi ia tidak bergantung dengan benda mematikan itu. Hanya pada saat tertentu ia menghisap rokoknya. Seperti saat ini. Saat hati dan pikirannya kacau serta bebannya yang begitu banyak.

"Kau brengsek Jim" desis Jimin pada dirinya sendiri.

Jimin mengacak-acak rambutnya. Kepingan kenangan bersama Seulgi masih hinggap dipikirannya. Kini Seulgi menambah beban lagi untuk Jimin. Sesuatu tadi telah terjadi antara mereka. Sesuatu yang sangat disesalkan oleh Jimin, tapi sangat ia rindukan. Hatinya kini bertolak dengan keinginannya.

Jimin terduduk lemas. Kejadian tadi terus berputar seperti kaset kusut diotaknya.

Flashback

Hening.
Itu yang dirasakan Jimin saat ini. Biasanya ruangannya sangat sejuk, seketika hari ini mendadak menjadi panas. Jimin berdeham kecil, "Ehm..."

"Ada apa kau kemari?" Jimin memulai pembicaraannya.

Wanita dengan Dress hitam ketat yang membentuk lekuk tubuh indahnya tersenyum hangat pada Jimin. Lalu ia berjalan mendekati Jimin yang sedang berdiri membelakanginya.

Grepp

Jimin terkejut bukan main, wanita itu memeluknya dengan erat.

"Se...Seulgi! Apa yang kau lakukan?!" Bentak Jimin lantas melepaskan pelukannya.

"Aku rindu denganmu Jim. Kau tak rindu denganku??" Ucap Wanita yang bernama Seulgi itu.

Rahang Jimin mengeras. Tangannya terkepal kuat, "Cepat katakan apa maumu!"

Seulgi menyentuh tengkuk Jimin. Tangannya lihai menyentuh setiap bagian dari wajah tampan Jimin.

"Kembali padaku Jim" bisik Seulgi

Merinding.
Jimin merinding mendengar suara seksi dari Seulgi. Ahh rasanya kenangan itu kembali muncul lagi. Rasanya membuncah. Jantungnya berdegup dengan kencang.

"Aku.... Tau Jim... Kau masih sangat mencintaiku... Kau masih ingin denganku. Sekarang lihatlah, aku kembali padamu beby" Seulgi mengecup lembut bibir tebal Jimin. Hanya sedetik. Dan itu membuat Jimin benar-benar linglung.

Seulgi tersenyum dan mengusap dengan lembut pipi chubby Jimin.

"Kau, mau kembali denganku kan Jim? Hm?" Ucap Seulgi.

Jimin mengumpulkan semua kesadarannya. Beginikah kekuatan dari Seulgi ? Jimin tidak bisa memungkiri, jika rasanya masih ada untuk Seulgi. Ia sangat menyayangi gadis itu. Tapi disisi lain, tiba-tiba wajah polos Lisa dan kelakuan bar-barnya terlintas diotaknya. Astaga, kenapa dua wanita ini suka sekali mengusik keadaan Jimin sih?

Lalisa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang