"Daddy, tolong jelaskan padaku. Cinta itu seperti apa?"- Justinea Lalisa Gomez
Oke, ini ceritanya ga jelas.
Yang mau baca silahkan😂😂
Masih amatiran gaiseu😂
Cairan bening itu jatuh lagi dari mata hazel milik Lisa. Semakin ia melupakan Jimin, semakin kenangan bersama Jimin terus berputar seperti kaset rusak diotaknya.
Diremasnya polaroid yang berada pada tangannya. Kenangan itu satu-satunya yang Lisa bawa semenjak ia tinggal di apartemen milik Hoseok. Foto pertama kali semenjak ia berpacaran dengan lelaki mungil itu. Badannya kini ikut bergetar hebat. Hatinya terasa sudah mati sekarang. Entah, Jimin sangat berpengaruh terhadap Lisa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bagaimana tidak? Selama beberapa tahun ini selalu Jimin yang berada disampingnya. Selalu Jimin yang mendengar keluh kesahnya jika ia kesal dengan Kookie ataupun Daddy-nya.
Lisa akui jika Jimin adalah orang yang tidak romantis. Ia tipikal pria cuek. Tetapi, semakin lama Lisa mengenal Jimin, semakin dalam pula ia mengetahui sifat baik dalam diri mantan kekasihnya itu. Jimin, orang yang selalu mengutamakan tindakan, bukan teori. Seperti sewaktu Lisa merajuk padanya. Merajuk karna Jimin tidak pernah ada waktu untuk dirinya. Lisa menghilang selama tiga hari. Tidak menghubungi Jimin maupun kerabat dekat Jimin. Lalu apa yang Jimin lakukan? Tiga hari kabar Lisa menghilang, keesokan harinya Lisa mendapati kekasihnya sedang bermain golf dengan ayah dan Kookie. Lantas menyerahkan tiket berlibur selama sebulan penuh di Indonesia. Yah, walaupun tidak berdua, setidaknya Jimin merelakan waktu sebulannya bersama Lisa. Omong-omong mereka pergi bersama Hoseok, Rose, Jennie dan Kookie.
Lisa memandang lekat wajahnya pada cermin besar didepannya. Penampilannya kini kacau. Mata yang sudah menghitam, tubuh yang semakin hari tambah kurus. Selama dua minggu ini ia tidak pernah keluar dari apartemen. Untung saja kuliahnya sedang libur karna akan menghadapi ujian akhir semester seminggu lagi.
Kriet
Suara pintu kamar terbuka, menampilkan Hoseok yang baru saja datang dari kantor. Hoseok benar-benar menjaganya. Terbukti dengan dua minggu juga ia tinggal diapartemennya.
Hoseok tersenyum hangat pada Lisa. Senyuman itu adalah favorit Lisa saat ini. Sangat hangat dan nyaman. Lisa menghapus bekas air matanya lalu beranjak dari kasur dan menghampiri Hoseok yang sedang berusaha melepaskan dasinya.
"Biar ku bantu Oppa" Tangan Lisa terulur membuka dasi yang sedaritadi berkelilit dileher Hoseok.
"Gomawo Lisa-ssi" ucap Hoseok sambil menepuk pelan puncak kepala Lisa.
Lisa tersenyum tipis.
Hoseok memperhatikan wajah Lisa dengan lekat. Walaupun keadaannya sangat berantakan sekarang, tetapi tidak mengurangi kadar kecantikan wanita yang sangat amat ia sayangi. Hoseok melihat mata Lisa bengkak lagi, dengan bekas air mata yang masih tersisa.
"Menangis lagi NonaManis??" Tanya Hoseok.
Lisa membuang nafasnya pelan, "Akan terus seperti ini sampai aku mati Oppa".
Tangannya terulur menyentuh pipi gembil Lisa.
"Kan sudah ku bilang... Air matamu sangat mahal, cukup menangisi yang sudah-sudah. Kau berhak bahagia Lisa" ucap Hoseok.