Lalisa-16

855 88 42
                                    

✈️Kanada

Sebuah rumah megah dan mewah mendadak ramai karena dipenuhi paparazzi. Semua orang berlalu-lalang untuk mengintip dari pagar rumah tersebut.

Sebuah mobil mewah berhenti didepan kediaman mewah itu.

"Lisa, Kookie... Kalian sudah siap?" Ucap Rose melihat Lisa dan Kookie secara bergantian.

Lisa yang masih memeluk Jimin dengan mata sembabnya mengangguk pelan. Sedangkan Kookie hanya terdiam, menatap bangunan mewah didepannya.

"Kajja... Kita turun" kata Hoseok yang membuka pintu mobilnya.

Hoseok, Lisa dan Jimin berjalan beriringan. Irene menggenggam erat tangan Kookie ,"Kau harus kuat Kookie-yaa" bisik Irene sambil tersenyum manis pada kekasihnya itu.

'Apa Kookie dan Irene memiliki hubungan?' batin Rose dengan tatapan bingungnya.

Sedangkan Jennie? Ia hanya diam. Dan menatap datar pasangan yang berada didepannya. "Rose... Ayo, kita harus kedalam" jennie menarik tangan Rose pelan.

"Wahhhh.... Itu putra dan putri Mrs. Justin....." Teriak salah satu paparazzi.

Cekrek

Cekrek

Cekrek

Cekrek

Gambar demi gambar diambil oleh paparazzi disana. Lisa terlihat sangat tidak nyaman, tapi ia berusaha untuk tersenyum.

Salah satu bodyguard Justin membuka pintu gerbang untuk mereka.

"Nona Lisa... Tuan Kookie, silahkan masuk..." Ucap George (bodyguard yang sangat dekat dengan Justin)

Lisa melihat kearah paman George, lalu terisak menangis dan memeluknya. Kookie yang sedari tadi menahan tangisnya kini runtuh begitu saja dan ikut memeluk paman George yang sudah ia anggap sebagai ayah sendiri.

"Paman.... Kenapa bisa jadi seperti ini???" Isak Lisa.

Semua yang berada disana ikut menangis. Jennie, rose dan Irene pun menangis tersedu-sedu.

"Daddy kenapa meninggalkan kita paman? Apa Kookie jahat selama ini?" Isak Kookie.

George memeluk Lisa dan Kookie dengan erat.

"Maafkan paman, Lisa... Kookie" ucap George.


"Lisaaa.... Kookie....."

Lisa dan Kookie melihat kearah pintu utama.

Sudah. Hari ini rasanya air mata Lisa dan Kookie terkuras habis.

Lisa dan yang lainnya berjalan kearah pintu utama itu. Setibanya disana, Lisa dan Kookie dipeluk oleh Uncle Harry.

"Kalian kapan tiba? Tidak mengabarkan Uncle...." Ucap Harry.

"Uncle... Kita ingin bertemu Daddy...." Ucap Kookie.

Harry menahan napasnya, lalu menghembuskan dengan pelan.

"Ikuti Uncle... Okay?" Harry berjalan mendahului Lisa dan Kookie.

Lisa melihat kearah belakang, "Jimin Oppa...."

Jimin mengalihkan pandangannya pada Lisa dan mendekat, "Yaa sayang?"

Lisa lalu menggenggam tangan Jimin, "Temani aku... Harus slalu berada disampingku... Aku membutuhkan Oppa"

Jimin tersenyum hangat, lalu mencium punggung tangan Lisa.

Lalisa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang