Lalisa-23

852 78 3
                                    

Jennie mengkedip-kedipkan matanya lucu. Apa yang ia dengar tadi salah? Apa-apaan Taehyung itu! Mengucapkan sesuatu tanpa memikirkan kedepannya.

"Huh? Kau mengigau? Kendarai mobilku dengan benar! Jangan banyak halu Tae!" Ucap Jennie menetralisir detak jantungnya yang tak karuan.

"Ya sudah jika tidak mau. Tapi memang seharusnya tidak bersama ku sih. Aku tidak setara dengan keluargamu" ucap taehyung acuh.

Mata Jennie memicing, lalu menatap Taehyung dengan intens.

"Maksudmu berbicara seperti itu apa?" tanya Jennie

Taehyung menggeleng, menampilkan smirk-nya. Lalu mengacak gemas surai panjang Jennie.

"Tidak usah dipikirkan ya. Aku hanya bercanda, tidak serius sama skali. Lagipula, kau dekat dengan Jungkookie bukan? Kenapa tidak berkencan dengannya?" tanya Taehyung

Jennie mendadak lemas karena perlakuan Taehyung. Tidak biasanya ia memperlakukan Jennie seperti tadi. 

"Jenn? Kau masih dialam sadar?" Taehyung menatap sekilas Jennie. Yang ditanya pun gelagapan tidak jelas.

"Y-yak! Kenapa kau bertanya seperti itu? Bukan urusanmu jika aku tidak berkencan atau berkencan dengan Kookie!" ucap Jennie

"Wuusshh.... Calm Down Baby, aku hanya bertanya. Jika tak ingin menjawab ya sudah, tidak perlu marah-marah seperti itu" ucap Taehyung. Jennie mencebikkan bibirnya lucu, lantas ia membuang mukanya dan menghadap kearah luar jendela, entah apa yang ia pikirkan kini.







****************************

Kookie berjalan cepat dengan amarahnya yang sudah memuncak. Gadis cantik bersurai panjang itu terus berusaha mengejarnya agar Kookie tidak pergi begitu saja.

"Kookie-yaa... Tolong dengarkan penjelasanku dulu, tolong jangan seperti ini Koo" gadis itu menahan lengan kekar Kookie lalu ia menangis dengan tersedu-sedu.

Nafasnya kini memburu, sejujurnya Kookie tidak bisa melihat seorang wanita menangis seperti ini. Ia benci sekali dengan keadaan seperti ini. Lalu badannya berbalik, menatap gadis yang kini tengah menangis memegang erat lengannya. Tanpa disangka, gadis itu lantas memeluk Kookie dengan erat. Air matanya kini membasahi Tshirt polosnya.

"Kookie, mianhe... Jangan seperti ini Koo...." ucap Gadis itu.

"Tidak usah memberiku air mata palsu Irene" ucap Kookie dengan datar, tetapi menusuk hati gadis itu -Irene

"Anio... Aku minta maaf Koo, sungguh minta maaf... Tolong jangan tinggalkan aku" sesal Irene

"Bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu setelah mengkhianatiku Irene? kau gila? Kau ingin aku tetap disini bersamamu setelah kau membuat keadaan kacau seperti ini?" Kookie melepas pelukan Irene dengan kasar. Lalu mencengkram kedua lengan Irene dengan kedua tangannya.

"Tatap aku Irene!" desis Kookie

Irene masih menunduk dan menangis, ia takut sekali menatap Kekasihnya yang sedang dibaluti rasa amarah.

Kookie mencengkram erat rahang Irene agar ia menatap matanya.

"Lihat aku." desis Kookie. Rahangnya kini semakin mengeras. Persetan dengan semua orang yang menatapnya kejam karna memperlakukan seorang wanita dengan kasar. 

Irene meringis sakit, rahangnya tercengkram dengan keras. Bulir airmatanya terus mengalir pada pipinya.

"Mianhe Kookie, Mianhe...." isak Irene

"Apa yang kau pikirkan Irene?! Apa salahku!! Aku bermain dengan wanita lain pun tak pernah! tapi kau........ Apa yang kau lakukan dengan Suho brengsek itu hah?!!!! Kau tidur dengannya! Kau bercumbu dengannya! Aku melihat dengan mataku sendiri!!!! Bahkan kau mendesah saat berada diatasnya!!!" Cukup. Kookie benar-benar hilang kendali. Tangannya sudah terayun untuk menampar pipi Irene. Irene menutup matanya, ia siap dengan segala perlakuan Kookie. Asal Kookie kembali padanya.

Lalisa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang