Zhan sedang merapikan dokumen yang berserakan di meja kerjanya. Ji li melihat Zhan dengan penuh tanda tanya.
"kemana saja kau kemarin tidak biasanya kau membolos kerja?"
Gerakan tangan Zhan terhenti,ia tiba-tiba mengingat kejadian di rumah pencuri gila yang membuatnya tidak masuk kerja karena ia baru sampai di apartemennya jam 9 dalam keadaan tubuh bagian belakangnya remuk."aku sedang tidak enak badan kemarin"
"tidak enak badan?",Ji li mulai berpikir,kemudian menambahkan.
"padahal kau hanya minum segelas di bar malam itu,setelah itu kau menghilang entah kemana"
Zhan menghela nafas berat,mengumpulkan kesabaran untuk membalas pertanyaan Ji li yang seolah mengintrogasinya,membuat kepalanya seperti di tekan beban berat.
"nanti aku ceritakan,sekarang biarkan aku fokus pada dokumen-dokumen ini",ucap Xiao Zhan kemudian yang dibalas dengan anggukan oleh Ji Li.*
Wang Yibo.Yibo tampak mondar mandir di rumahnya yang sempit dan berantakan. Ia melihat spreinya yang acak-acakan sejak 2 hari yang lalu. Ia tak berniat merapikannya,takut wangi pemuda yang ia gauli kemarin malam dengan panas bisa menghilang jika ia mencucinya.
"kenapa aroma tubuhnya membuatku gila",pekik Yibo dalam hati.
Kemudian ia lari ke kamar mandi untuk melampiaskan fantasi liarnya bersama pemuda manis bertahi lalat sexy itu. Ia mengumpat kesal saat melihat sabun di wadahnya telah habis,akibat 2 hari ini ia sering melakukan masturbasi sambil membayangkan wajah dan desahan erotis dari pria kurus tapi menggoda yang kini terekam sempurna di otak mesumnya.Yibo berlari keluar mengamati beberapa anak kecil yang sedang bermain,lalu memanggil salah satu dari mereka.
"apa kau punya sabun?",tanya Yibo pada anak kecil usia 7 tahun itu. Si anak mengangguk dan berlari ke rumahnya tepat di depan rumah Yibo dengan jarak halaman tak kurang dari 10 meter.
Lama Yibo menunggu,mungkin perasaan Yibo saja,padahal anak itu hanya berlalu 11 detik yang lalu. Yibo sudah tak kuasa menahan gejolak nafsunya apalagi bayangan pemuda manis yang menggelinjang di bawahnya semakin nyata mencengkram otak Yibo dengan nafsu.
Baru setelah anak kecil itu datang,Yibo bisa tersenyum senang. Anak kecil itu menyerahkan kresek warna hitam pada Yibo.
"ini kak sabunnya",Yibo meraih keressek dari tangan anak itu dengan cepat dan berlari dalam rumahnya tanpa mengucapkan terimakasih."sialan,arrrghhhhhhhh"
Teriak Yibo dengan sangat kencang,membuat beberapa anak yang bermain di halaman menutup telinganya.Yibo melemparkan kresek hitam beserta isinya ke lantai kamar mandi.
"anak bodoh,ini sabun colek...",gerutu Yibo kesal sambil menendang pintu kamar mandinya yang memang sudah reot. Wajahnya memerah menahan amarah,serta nafsu yang terkumpul dalam benaknya.
"pria itu benar-benar membangkitkan libidoku,hanya membayangkannya saja sudah membuat juniorku merinding"
Keadaan sedang tidak mendukung untuk Yibo melakukan hal aneh yang biasa ia lakukan saat terangsang. Sabun mandinya habis,uangnya juga telah habis,bensin motor bututnya sudah ketap ketip,pulsa tinggal dikit,mau minta bantuan teman,teman yang mana Yibo lupa apa dia punya teman dengan keadaannya sekarang,keluarga?ah...lupakan saja.Yibo memencet nomer satu-satunya yang pasti akan merespon panggilan telpon dari Yibo. Saat nada ponsel telah tersambung Yibo langsung gencar memohon dengan suara memelas pada orang di sebrang.
"Yubin ge,bantu aku sekarang"
"TIDAK...",jawab orang di sebrang yang bernama Yubin dengan tegas.
"kau sudah mempermalukanku setiap kali kau minta bantuan,aku hampir dipecat dari pekerjaanku di bar,gara-gara aku membantumu membawa tamu yang kau bius itu ke motormu"
Suara Yubin semakin kesal.
"maafkan aku ge,dia yang menggodaku dengan senyum malaikatnya,aku bisa apa,kau tau sendiri kelemahanku",jawab Yibo dengan nada penuh penyesalan.
"sebaiknya kau mencari pekerjaan yang layak,jangan terus menjadi pencuri,kalau kau ketahuan bisa rusak nama baikmu dan...",suara Yubin terpotong sebab Yibo sudah menyahut.
"itulah tujuanku ge..."
Yibo menutup sambungan telpon dan bergegas keluar rumah. Berjalan terburu ke arah selatan menuju rumah Nyonya Wen tetangganya yang baik.Saat sampai di depan rumah sederhana dengan banyak bunga anggrek yang menggantung di terasnya,Yibo mengetuk pintu dan mengucap salam dengan sopan,sungguh berbeda dengan sikap Yibo biasanya yang sedikit brutal. Seorang perempuan tua yang rambutnya hampir memutih keseluruhan tersenyum melihat Yibo.
"nak Yibo,mari masuk",ucap wanita itu lembut yang diikuti dengan langkah kecil Yibo ke dalam ruang tamunya.
"Nona Wen ada nek?"
"ada,dia sedang memasak di dapur",jawab nenek itu sambil beranjak masuk ke dapur dan memanggil cucunya.Wanita muda berparas cantik namun sedikit galak itu menatap Yibo dengan wajah datar.
"ada apa kemari?",tanyanya sedikit ketus.
"aku ingin bertanya tentang lowongan kerja di toko buku kemarin?"
Wanita itu mengernyitkan dahi tak percaya dengan perkataan Yibo. Sambil memegang dahi Yibo,ia bertanya: "sejak kapan kau waras?".
Yibo tertawa geli menanggapi pertanyaan wanita di depannya yang masih memasang wajah shock."aku ingin berhenti jadi pencuri,dan mulai hidup normal",ucap Yibo penuh keyakinan.
"baiklah,semoga ini bukan mimpi di siang bolong",ucap Nona Wen sedikit malas,kemudian masuk ke kamarnya untuk mengambil sesuatu.
Ia keluar dengan memegang brosur dan menyerahkannya pada Yibo.
Yibo menerimanya dengan senang,seperti anak kecil yang mendapat mainan."pemilik toko buku itu adalah temanku saat kuliah,namanya Zhoucheng,bilang saja kau itu saudaraku,tapi jangan berbuat onar disana",ancam wanita muda itu dengan nada tegas,seperti memberi titah pada bawahan.
Yibo mengangguk dengan mantap,sebelum pergi ia masih merengek manja pada nona Wen untuk memberi pinjaman uang padanya untuk membeli bensin dan juga sabun(tentu ini tidak disebut oleh Yibo,dia hanya berkata dalam hati).*
Xiao ZhanWajah Zhan pucat pasi saat atasannya memanggilnya ke ruangan pribadinya. Pastilah Zhan akan dimarahi karena kemarin ia tidak masuk tanpa ijin,semua itu karena pria sialan yang telah menidurinya dengan bangga. Jika Zhan bertemu dengan pencuri gila itu,Zhan sudah bersiap untuk memukul selangkangannya dengan tongkat golf,atau apapun yang bisa membuat benda panjang bulat di dalamnya yang telah menggempur habis-habisan lubang perawan Zhan mati mengenaskan,seperti tangkai yang patah.
Masih dirundung rasa kesal dan cemas,Zhan masuk ke ruangan bossnya setelah dipersilahkan oleh sekretaris. Boss Zhan adalah pria muda kisaran usia tigapuluhan dengan peringai keras dan temperamen yang tinggi. Namun sebenarnya pria itu adalah sosok yang perhatian pada karyawannya terutama pada Ji li. Hanya saja caranya yang tidak bisa dipahami oleh sebagian orang.
Zhan menundukkan kepala takut untuk menatap wajah bossnya yang meneliti Zhan dari atas hingga bawah.
"jalanmu sedikit pincang,apa kau terjatug dari tangga?"
"ah iya...boss,kemarin aku terjatuh di kamar mandi dan pinggangku terasa nyeri,itulah kenapa aku tidak masuk kemarin,maaf karena tidak sempat mengabari",ucap Zhan penuh penyesalan.
"sudahlah,aku mengerti keadaanmu,kau butuh istirahat banyak,kau boleh pulang setelah jam makan siang"
Zhan terperangah mendengar ucapan bossnya,alih-alih memarahi Pria dengan kumis tipis itu malah memberinya kelonggaran.
"oh ya,sampaikan pada Ji li,aku mengajaknya makan siang hari ini,tunggu aku di kantin kantor",ucap boss zhan yang semakin membuat zhan heran.
Zhan akan membuka pintu saat bossnya memanggil namanya lagi.
Apa lagi ini?batin Zhan dalam hati .
"oh ya,jangan ulangi lagi masuk tanpa ijin seperti kemarin,kau tau aku disini hanya manajer bukan direktur,jika direktur sendiri yang mengambil alih kau pasti diberi surat peringatan"
Zhan mengangguk hormat dan berterimakasih pada bossnya,lalu segera pergi dari tempat itu.*
Lagi gk mood banget aslinya aku nih😥
Pi demi kalian readers setiaku,secara sukarela aku harus up walau cuman satu🙁
KAMU SEDANG MEMBACA
Libido (Tamat di PDF)
FanfictionArea dewasa, tolong perhatikan peringatan yang tertera. Author tidak bertanggung jawab atas laporan efek samping berupa jantung yang berdebar keras, mata iritasi, pikiran melayang, keringat dingin, otak panas, mimisan atau kondisi lain disebabkan me...