Daddy Yibo

11.3K 826 409
                                    

Hai semua
Lama banget ya gk up libido
Sampek lupa harus mulai dari mana

Sekedar mengingatkan, untuk kenyamanan kita bersama
Bagi yang anti bl untuk tidak mengunjungi lapak ini
Supaya terhindar dari iritasi

Yang udah nunggu lama
Aku ucapin

Selamat membaca

.
.
.

Ceklek.

Pintu apartemen tiba-tiba terbuka, Yibo yakin pintu itu telah ditutup tadi, dan secara sistem, pintu itu akan terkunci secara otomatis. Kecuali orang yang membuka memiliki kunci cadangan atau password kamar Zhan.

Yibo mengumpat dalam hati, siapa kiranya yang telah mengganggu acara lepas rindu dirinya dengan Zhan.

Pria tinggi dengan telinga lebar berdiri di hadapan mereka.
"Oh ... aku kedatangan tamu rupanya!" teriaknya penuh antusias.

Matanya berkilat di bawah sorot lampu, dan senyum khasnya dengan lekukan di pipi tergambar seperti kawanan serigala yang memergoki sepasang rusa saat musim kawin.

Yibo menggenggam tangan Zhan, untuk menegaskan status kepemilikannya, namun Zhan melepas tangan Yibo dengan cepat, Yibo mendadak resah menatap wajah Zhan yang tertunduk.

Yibo kembali berfokus pada pria tinggi yang tiba-tiba masuk ke apartemen Zhan.
"Bagaimana kau bisa masuk ke sini?"

"Seharusnya aku yang bertanya, bagaimana kau bisa berada di kamarku, Yibo?"

"Kamarmu?" Yibo mengulangi perkataan Chanyeol dengan suara rendah.

"Bukan kamarku, lebih tepatnya kamar kami berdua."
Chanyeol bergerak mendekati Zhan dan merangkul bahunya.

"Benar kan Zhan?" meminta persetujuan dari si pemilik senyum manis, yang dibalas anggukan oleh Zhan.

Yibo frustasi, menghampiri Zhan dengan emosi.
"Bagaimana bisa kau melakukan ini, jangan percaya padanya Zhan!"

Zhan menghela nafas sebelum mengucapkan kata yang menampar logika Yibo.
"Haruskah aku percaya padamu?orang yang telah mengambil sesuatu yang paling berharga dariku, kemudian pergi?aku tahu Yibo kebiasaanmu bermalam dengan pria tanpa merasa berdosa, berganti teman tidur semau dirimu, aku tidak mau jadi salah satu koleksimu, lebih baik kau pergi, aku sudah cukup bersabar tidak melaporkanmu pada pihak berwajib!"

Zhan menghembuskan nafas dalam, yang terasa sesak di dada, bebannya kini mulai mengikuti alur nafasnya. Turun seirama hembusan nafas yang ke-3.

Yibo tak percaya pendengarannya, ia ingin melayangkan pukulan pada wajah Chanyeol yang masih setia merangkul Zhan.

Namun Zhan dengan cepat berdiri di hadapan Chanyeol dan merentangkan tangan.
"Kau tidak bisa melukai orang yang sudah memberikanku segalanya, tempat tinggal, pekerjaan, bahkan rasa aman."

Yibo lebih baik mengalami tuli saat ini, agar ia tak perlu mendengar perkataan Zhan yang membuat sakit di hati.

"Pintu ke luar sebelah sini ...!"
Chanyeol berseru di belakang Zhan.

"Jangan senang dulu kau Chan, aku akan buat perhitungan denganmu!" teriak Yibo geram, sambil melangkah ke pintu.

"Oh ... aku akan setia menunggu." Chanyeol terkekeh, berhasil membuat Yibo terusir.

Zhan mendudukkan dirinya di sofa panjang, Chan langsung bergerak cepat mengambil minuman untuknya dari kulkas.

Karena Zhan masih terdiam, Chanyeol mengambil tangan kanan Zhan, dan meletakkan kaleng minuman itu di antara jemari kurusnya.

Libido (Tamat di PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang