"Kemarin aku hendak menyuruhnya menyalin beberapa dokumen, tapi sayang aku malah memergokinya sedang.....". Luhan tampaknnya sengaja memotong kata-katanya sendiri, melihat reaksi Zhan yang pucat dan wajah penuh keringat, ia tersenyum penuh kepuasan.
Tuhan,selamatkan aku, cicilan apartemenku belum lunas. Batin Zhan meminta pertolongan.
"Ketik nama Wen Chao kepala bagian distribusi," ucap Luhan tegas.
"Hah,apa?," sebenarnya Zhan mendengar dengan jelas nama yang disebutkan direkturnya, namun ia perlu meyakinkan diri apakah pendengarannya tidak salah.
"Iya, Wen Chao, siapa lagi?," Luhan menegaskan kalimatnya.
"A-apa yang dia lakukan?," suara Zhan terdengar gagap, masih belum sepenuhnya bisa mengendalikan diri dari keterkejutan.
"Kemarin aku melihatnya menggoda karyawan di dalam lift," jawaban singkat yang membuat batin Zhan lega. Seperti seorang musafir yang diseret unta, kini tali yang menyeretnya telah lepas membuat Zhan bahagia luar biasa. Ternyata surat peringatan itu bukan untuk dirinya.Luhan melihat perubahan signifikan di wajah Zhan yang awalnya pucat menjadi bersinar dengan rona bahagia. Luhan memiliki ide untuk menggoda bawahannya itu.
"Apa tadi kau berfikir aku membuat SP itu untukmu?" suara Luhan rendah, namun bisa didengar dengan jelas. Dan wajahnya menyiratkan bahwa ia bisa membaca pikiran Zhan beberapa menit yang lalu."Ah ... itu ... aku ..." Zhan sungguh kehabisan kata-kata. Bibirnya kembali memucat, namun pipinya tampak merah menahan malu ratusan pond yang menindih kepalanya.
"Untungnya itu terjadi di luar jam kerja, jika tidak ... hemmm kau tau apa yang bisa aku lakukan," Luhan sengaja mengatakan kalimat akhir dengan suara halus yang diseret panjang. Membuat Zhan bergidik ngeri. Semacam benda tajam yang diseret di lantai sebelum diayunkan ke kepala korbannya.
Satu kata, sadis..
Jam kerja terasa lebih panjang dari biasanya, berada satu ruangan dengan Luhan yang telah mendengarnya bercumbu dan mendesah. Membuat Zhan harus menebalkan muka, agar terhindar dari kecanggungan, tiap kali berinteraksi dengan Direktur cantik itu.
Beruntung setelah 8 jam ketegangan, Zhan bisa menghibur diri sendiri dengan mengikuti ajakan Ji Li dan Pei Xin untuk makan di restoran tradisional. Mereka berdua telah menunggu Zhan di lobi.
Begitu wajah Zhan muncul dari balik pintu lift lantai 1, mereka berseru girang. Memang sudah lama mereka bertiga tidak makan bersama, sejak Zhan menjadi asisten Luhan. Waktunya habis untuk melayani Direktur ganas itu. Hingga Zhan selalu pulang lebih sore dari biasanya.
Taksi yang dipesan Ji Li sudah tiba begitu mereka keluar dari gedung. Di belakang taksi ada sebuah mobil hitam yang terparkir. Mobil itu tidak bergerak, seolah menunggu taksi di depannya untuk melaju. Zhan pikir itu adalah mobil manager Ming Jue, yang menunggu Ji Li untuk naik bersamanya. Zhan memandang Ji Li dan berkata :
"Kekasihmu menunggu."
Ji Li memasang muka terkejut sambil alis kecilnya membentuk gelombang kecil yang lucu."Ming Jue sudah pulang sejak tadi, dia terburu karena ada urusan keluarga," sahut Ji Li. kini giiran Zhan yang menyipitkan mata. Jika bukan manajer Ju, lalu siapa?.
Belum selesai Zhan merenung, Ji Li dan Pei xin menarik tangan Zhan untuk segera masuk ke dalam taksi yang akan mereka tumpangi. Namun tangan lain menarik lengan kanan Zhan. JI li dan Pei Xin langsung menoleh, untuk melihat siapa yang menghalangi mereka membawa Zhan ke dalam taksi. Secara tak sadar mulut keduanya meneriakkan kata yang sama,"Tampannya."
Zhan pun ikut menoleh ke arah mata kedua temannya yang terbelalak, seperti tatapan kekaguman dengan mulut membentuk huruf O. Zhan ikut-ikutan terkejut, mulut mungilnya berseru tak percaya: "Yibo....."
Ji Li dan Pei Xin saling berpandangan, "Kalian saling kenal?"
>>>>>>
Mereka duduk di restoran dengan meja rendah beralaskan karpet warna merah. Mereka duduk bersila, Ji Li bersana Pei Xin, dan Zhan duduk di sebelah Yibo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Libido (Tamat di PDF)
Fiksi PenggemarArea dewasa, tolong perhatikan peringatan yang tertera. Author tidak bertanggung jawab atas laporan efek samping berupa jantung yang berdebar keras, mata iritasi, pikiran melayang, keringat dingin, otak panas, mimisan atau kondisi lain disebabkan me...