Yibo bertindak semaunya, pergi tanpa kata setelah menghabiskan biji teratai yang manis. Bahkah kekacauan yang ia buat belum dibersihkan dari hati dan pikiran Zhan.
2 hari yang lalu, Zhan bertemu Zhou cheng di sebuah caffe, sedang dinner bersama kekasihnya. Tak lain dan tak bukan adalah nona Wen Qing.
Zhan sungguh heran pada kedua pasangan ini, yang satu tsundere, yang satu sadis. Entah bagaimana keduanya bisa bersama dengan karakter seperti itu. Namun dilihat dari cara keduanya yang saling memberi suapan, sunguh romantis melenyapkan pikiran negatif dari kepala Zhan.
Apalagi saat tangan nona Wen, membersihkan sudut bibir Zhou Cheng dari sisa makanan menggunakan jarinya. Zhocheng terlihat malu-malu menanggapinya, bagai gadis remaja yang sedang jatuh cinta. Sementara nona Wen malah terlihat gentlewoman daripada sebagai perempuan ayu menawan.
Zhan ikut senang melihatnya, namun juga sedih saat mengingat hubungannya dengan Yibo.
Seperti cerita yang digantung, seperti kisah yang tidak tuntas. Zhan benar-benar mengalami depresi akibat pria gila itu.Apalagi saat ia mendengar cerita dari Zhou cheng bahwa Yibo telah berhenti bekerja di toko bukunya. Nona Wen juga bercerita jika Yibo telah pindah dari gubuk kecilnya, tapi nona Wen tidak tahu dimana Yibo sekarang tinggal.
Semua cerita itu memperkeruh suasana hati Zhan, terlebih lagi Yibo sudah tidak menghubunginya sejak pergi seminggu yang lalu. Bahkan saat Zhan meminjam ponsel Ji Li untuk menelpon Yibo, nomornya sudah tidak aktif lagi.
Bersamaan dengan itu sejak kejadian di apartemen Zhan, saat ia memergoki Yibo menelpon seseorang, direktur yang ia curigai juga tidak tampak di kantor. Manager Ming Jue berkata, direktur sedang merayakan natal bersama kekasihnya.
Sunguh miris hati Zhan, ia jatuh sebelum bisa bangkit.
Terkutuklah kau Yibo, geram Zhan dalam hati.
.
.
.Zhan memasuki sebuah ruangan dengan kerlip lampu yang menyala, bersama irama yang menghentak. Tempat itu tidak gelap, juga tidak benderang. Beberapa kursi dipenuhi oleh sepasang kekasih yang sedang bercumbu.
Zhan memilih duduk di kursi depan bartender yang sedang menyiapkan minuman. Zhan memesan red wine kesukaan Yibo. Teringat lagi pertama kali mereka bertemu, di bar yang sama saat ini. Zhan melihat sekeliling masih tampak sama.
Zhan bertanya tentang keberadaan Yubin pada salah satu pelayan yang kebetulan lewat. Pelayan itu menunjuk ke arah dapur, "Yubin sedang mencuci piring dan gelas kotor," jawabnya.
Zhan mengangguk dan berterimakasih pada pelayan itu.Sambil menikmati minuman dan musik ia menunggu Yubin selesai dan pulang, Yubin biasanya selesai setengah jam lagi dan pulang lewat pintu belakang. Yubin tak pernah masuk ke area depan, karena ia terlalu lugu. Jadi pihak pengelola bar memberinya pekerjaan di belakang saja. Sebagai tukang cuci.
Zhan berbasa-basi pada bartender yang sedang santai. Keadaan sudah agak sepi, beberapa pengunjung melanjutkan kegiatannya ke ruang vip yang tertutup, atau membawa pasangannya ke hotel terdekat.
"Apa kau kenal pria bernama Yibo, aku pernah melihatnya minum di sini?"
Pria bartender yang Zhan tanyai langsung menarik kedua alisnya?
"Apa kau salah satu korban yang barang-barangnya dicuri olehnya?"Zhan menggeleng pelan, dalam benaknya berujar, jadi Yibo memang terkenal sebagai pencuri disini.
"Kalau begitu kau pasti pacar yang pernah ia tiduri dalam semalam?"
Glek.
Zhan menelan ludahnya, shock mendengar pertanyaan si bartender.
"Kau tahu, dia sering gonta ganti teman tidur hampir tiap malam, sebelum Ayahnya memergoki ia tengah mabuk dan bermain di sebuah hotel dengan 3 pria sekaligus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Libido (Tamat di PDF)
FanficArea dewasa, tolong perhatikan peringatan yang tertera. Author tidak bertanggung jawab atas laporan efek samping berupa jantung yang berdebar keras, mata iritasi, pikiran melayang, keringat dingin, otak panas, mimisan atau kondisi lain disebabkan me...