Jam 2.12 dini hari.
Sunyi.
Suara desahan dan pukulan papapa sudah lenyap berganti suara gumaman halus dari bibir kecil bertahi lalat. Terhitung 3 jam lamanya dua insan yang sama-sama telanjang itu bergelut dengan nafsu,entah berapa klimaks yang mereka capai,dan berapa milyaran sel sperma yang terbuang percuma.Pemuda manis itu tertidur lelap,tak sempat membersihkan badan. Seluruh tulang di tubuhnya lemas seakan tinggal kulitnya yang melekat. Pemuda yang satunya yang memiliki stamina luar biasa berkaitan dengan gairah sexual,masih terjaga dalam keremangan malam. Matanya menatap intens wajah kurus yang tengah terbuai mimpi,melihat tubuh itu tergolek lemah oleh kegilaannya tadi. Entah berapa kali ia menusuk bagian belakangnya tanpa henti,mencium bibirnya dengan lumatan dan membuat leher dan dadanya kemerahan. Hingga desahan demi desahan mengalun seperti rantai birahi yang mengukungngnya dalam luapan nafsu tanpa henti.
Ia tidak menyesal oleh rasa nikmat yang merajam tubuhnya,ia menyesal telah melakukan itu semua pada pria lugu yang baru dikenalnya,menjebaknya berkali-kali dan membuat dirinya sendiri terjebak dalam perasaan takut menyakiti dan takut kehilangan.
Sebelumnya itu tak berarti dalam hidup Yibo,ia bercinta dengan setiap orang yang ia inginkan dan menginginkannya,tak ada perasaan bersalah,ia tak pernah mengulang untuk yang kedua kali dengan orang yang sama.
Baginya satu lubang adalah sekali pakai,seumpama popok bayi,setelah kau kencingi lalu kau buang,begitulah prinsip yang Yibo anut dari awal. Namun bersama pria ini,entah kenapa justru ia ingin mengulang lagi dan lagi tanpa henti,membuatnya merasakan nikmat yang belum ia temukan kata yang lebih pas dari sekedar luar biasa.Akan tetapi perasaan bersalah dan menyesal memenuhi pikirannya setiap kali ia selesai melampiaskan nafsu bejatnya,sebab pria yang kini tergolek lemas itu tak sadar saat ia setubuhi. Pertama kali ia melakukannya saat pria manis itu terpengaruh obat bius,kedua kalinya ia melakukannya hingga 3 ronde dalam keadaan si pria baru saja meminum afrodisiak sehingga tubuhnya tanpa sadar meletupkan nafsu birahi.
Yibo bukannya tidak lelah,ia menahan pening di kepalanya sejak mereka berada di sepeda motor,jalanan malam yang dingin membuat tubuhnya menggigil,ia berusaha menahan semua itu justru memberikan jaketnya pada Zhan,sebab tidak ingin pria diboncengannya itu masuk angin.
Dalam kamarpun ia sedang tidak fit 100persen,namun wajah penuh guratan nafsu dari pria itu mengalahkan segalanya. Bahkan ia menghabiskan seluruh sisa tenaganya untuk memuaskan Zhan yang berada dalam pengaruh obat perangsang,ia sadar itu adalah hasil dari perbuatannya dan ia harus bertanggung jawab. Lagipula ia juga sangat menginginkan hal itu dan menikmati moment panas yang mereka cipatakan sepanjang malam.
Setelah mereka selesai Yibopun tak langsung istirahat,ia mengambil handuk kecil di lemari dan membersihkan bagian tubuh Zhan dari keringat,terutama bagian vitalnya yang lengket dengan cairan putih hingga ke bagian belakang. Setelah selesai membersihkan seluruh tubuh pemuda kurus itu. Yibo kembali ke dapur membuat air hangat dan mengompres pinggang pemuda itu dengan sapu tangan.
Pemuda itu terlelap,mungkin ia terlalu lelah karena tidak biasa melakukan hal semacam itu dalam hidupnya. Ia terbaring di tepi ranjang dengan bibir sedikit mengkerucut membuat Yibo gemas ingin mengecupnya.
Sementara Yibo duduk di lantai dengan dagu ia letakkan di ranjang dimana pemuda manis itu berbaring.
Yibo meraih tangan kecil Zhan mengecupnya berkali-kali sembari berujar: "maaf...aku membuatmu melakukannya lagi,aku tidak tau kenapa aku segila ini,kau pasti akan membenciku setelah ini". Yibo menatap wajah pemuda itu tanpa berkedip kemudian mencium kedua kelopak matanya dan mengecup bibirnya singkat. Tak ada lumatan nafsu semua aksinya lembut penuh kasih sayang. Yibopun terkejut dengan aksinya,sebab ia tak pernah melakukan hal itu kecuali pada keluarganya. Bahkan ia sudah lupa kapan terakhir ia mencium ibunya. Sudah lama sekali,hingga ia tidak ingat bagaimana wajah sosok yang telah melahirkannya itu.
15 tahun sudah berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Libido (Tamat di PDF)
FanfictionArea dewasa, tolong perhatikan peringatan yang tertera. Author tidak bertanggung jawab atas laporan efek samping berupa jantung yang berdebar keras, mata iritasi, pikiran melayang, keringat dingin, otak panas, mimisan atau kondisi lain disebabkan me...