Mobil hitam itu melesat membelah senja, matahari mulai meringkuk pergi. Kesunyian yang merayap menggetarkan hati.
Zhan merasa ini pertama kalinya ia melihat wajah Yibo yang lain. Bukan seorang maniak, atau lelaki mesum lagi. Yibo terlihat serius, tanpa kata-kata kotor, diam dengan tatapan lurus ke depan.
Zhan tak berani bertanya ada apa, yang jelas perubahan raut wajah Yibo terjadi saat mereka ke luar dari restoran dan bertemu seseorang. Zhan tidak begitu jelas dengan wajahnya, yang ia lihat sekilas orang itu adalah pria paruh baya dengan sepatu kulit dan setelan jas yang mahal.
Cemas melanda batin Zhan, saat mobil yang ia tumpangi berbelok ke arah yang berlawanan dengan jalan ke apartemennya.
"Yibo kau mau membawaku kemana?"
Lelaki tampan yang sedang menyetir itu tidak menoleh apalagi menjawab pertanyaan Zhan. Matanya masih fokus pada jalan sepi yang berkelok, dipenuhi pohon-pohon yang menjulang tinggi di sekelilingnya. Zhan bisa merasakan dadanya dipenuhi rasa takut, entah apa.Yibo yang ia kenal dipenuhi dengan ide-ide gila di kepalanya. Bagaimana jika Zhan diperkosa di tengah hutan? Ah, Zhan semakin tak mengerti pada pria mesum ini. Beberapa waktu yang lalu di restoran, ia tampak sangat konyol dengan kata-katanya yang vulgar dan spontan. Sekarang ia berubah jadi pendiam dengan ekpresi yang sulit dijelaskan, mungkin kecewa, marah, atau menyesal.
.
Sementara di tempat lain."Apa yang kau pikirkan sayang?" tangan kekar Sehun menyentuh pipi kecil Luhan. Pria manis itu tampak berpikir keras, tapi itu semua tidak mengurangi kadar keimutannya.
"Pak supir, kita pulang saja," ujar Luhan kemudian, setelah berpikir beberapa lama.
"Kau tidak akan mengejar mereka?" Sehun bertanya.
"Biarkan saja, tidak akan terjadi apa-apa" Luhan mengambil satu tarikan nafas yang panjang, lalu merebahkan kepalanya ke bahu Sehun.
Dengan lembut Sehun membelai pucuk kepala kekasihnya, kemudian pipinya yang lembut, lalu beralih pada bibir mungilnya yang menggoda.Saat itu, Luhan bangun dan merapatkan tubuhnya pada Sehun.
"Jangan menggodaku di sini, Sayang."
Tak mengindahkan perkataan Luhan, Sehun langsung mengecup bibir itu lembut. Luhan memukul dada Sehun manja, Sehun tersenyum nakal melihat wajah Luhan yang merah padam.
Sementara sopir berlagak tidak terjadi apa-apa, walau matanya secara tidak sengaja menangkap momen romantis itu dari kaca spion..
"Yibo, apa yang akan kau lakukan?jika kau sedang marah pada seseorang jangan lampiaskan padaku" Zhan menunduk, menyembunyikan rasa takut yang menjalari tubuhnya.
Tiba-tiba mobil berhenti mendadak, tepat di tengah jalan yang lengang.Yibo menoleh ke arah Zhan, matanya yang seperti elang menukik tepat di jantung Zhan. Ia membuka sabuk pengamannya dan bergeser mendekati Zhan yang mulai dirundung rasa cemas. Yibo menggenggam kedua tangan Zhan dengan genggaman yang erat. Wajahnya mendekat dengan cepat tanpa disadari oleh pria imut itu.
Satu kecupan mendarat di bibir Zhan, kemudian hidung, mata, dahi lalu kembali ke bibir lagi, melumatnya dengan lembut. Menikmati rasa manis yang selalu membuat Yibo ingin mengecupnya lagi dan lagi. Namun ciuman kali ini tidak sebringas biasanya. Lumatan itu lembut penuh kasih yang mendominasi, tak ada hasrat atau nafsu yang berlebih. Zhan begitu menikmati momen indah itu, perasaan nyaman mengulum relung hatinya. Tangannya membalas genggaman Yibo dengan belaian lembut yang menenangkan gemuruh di dada Yibo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Libido (Tamat di PDF)
FanfictionArea dewasa, tolong perhatikan peringatan yang tertera. Author tidak bertanggung jawab atas laporan efek samping berupa jantung yang berdebar keras, mata iritasi, pikiran melayang, keringat dingin, otak panas, mimisan atau kondisi lain disebabkan me...