Alana pulang dan langsung memasuki rumah begitu saja tanpa menyadari ibunya yang dari tadi memanggilnya.
Alana tidak menggubris panggilan ibunya dan langsung memasuki kamarnya.
"Alanaaa? Sayang? Kamu kenapa nak?" Ibunya alana menggedor gedor pintu kamar alana.
Alana tidak menjawab namun terdengar suara tangisan di dalam kamar anaknya.
Ibunya alana yang mengerti dengan perasaan alana kalau sudah sedih pun langsung berlalu.
Karena alana kalau sudah sedih pasti tidak ingin di ganggu dan memilih sendiri untuk menenangkan pikirannya.
"Ricoooo tegaaa!!"
"Harusnya dia ga ngomong gitu"
Alana terus menangis.
***
"Rico!"
Merasa di panggil namanya Rico pun menoleh.
"Kamu itu engga seharusnya seperti itu sama alana! Dia itu sahabat kamu dari kecil Rico!" Mamahnya Rico pun menghampiri Rico yang kini tertunduk.
"Mah, mamah tau kan gara gara mamah dan papah Emosi Rico ga stabil! Rico takut pas lagi emosi nyakitin alana mah" Rico memandang sendu wajah perempuan paruh baya di hadapannya.
"Sayang mamah ngerti, Tapi engga seperti ini! Alana juga pasti ngerti"
"Engga semudah itu mah, Rico ga mau alana khawatir. Cukup Rico aja yang menderita, alana jangan" setelah mengucapkan itu, Rico pun langsung berlalu ke kamarnya.
Semenjak papah dan mamahnya cerai, dokter mengatakan bahwa Rico terkena gangguan mental. Emosinya yang gampang keluar dan dapat melukai orang di dekatnya jika dia sedang emosi.
"Maafin gua lan...Maafin guaa....aaaarrrgggggghhhhhh"
Rico menghancurkan barang barang yang ada di sekitarnya dan membuat kericuhan di kamarnya.
Dina, mamahnya Rico pun tidak berani menghampiri Rico. Karena rico benar benar tidak terkendali emosinya.
"Maafin mamah ric...hiks...Maafin mamah"
Dina kini tengah menangis sambil mendengarkan kericuhan yang terus berlanjut di kamar Rico.
***
"Alana?"
Ibunya alana yang tidak dapat respon dari dalam kamar alana pun mencoba membuka pintu kamar alana dan mendapatkan anaknya yang kini tengah tertidur dengan mata sembabnya.
"Ya ampun nak, ada apa ini sebenarnya?" Ibunya alana mengusap rambut anaknya.
"Mah, kenapa alana ga pernah nemuin kebahagiaan alana"
Ibunya alana kaget dengan gumaman dari mulut Alana yang ternyata hanya mengigau.
Dia terkesiap dengan apa yang di omongin oleh alana tadi.
'Apa dia lagi ngobrol sama mamahnya?'
"Maafin ibu nak, ibu ga bisa nyelametin mamah kamu waktu itu"

KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA (COMPLETED)
Genç Kurgu[BELUM DI REVISI] ~ alana Aradilla~ -terlalu banyak masalah di hidup gua, sampai gua lupa dimana letak kebahagiaan gua- *** "coba jangan terlalu dipikirin masalah lu. Terus elu fokus sama kebahagiaan lu, pasti lu dapetin kok kebahagiaan itu" ujar ai...