Empat puluh tujuh

519 13 0
                                    


Kriiiing! Kriiing!

Alana menggeliat di tempat tidurnya, sedari tadi alarmnya terus berbunyi hingga memekakkan telinganya.

"Masih pagi anjir, tuh Hp minta dikutuk" ujarnya matanya masih setia terpejam.

Alana mengambil Hpnya tadi. bukannya mematikan alarm di Hpnya, dia malah menbanting handphonenya dengan cukup kencang ke arah pintu.

BRAKKK!!!

"ALANA APA ITU?!"

Alana terperanjat dan langsung tersadar bahwa dia membanting handphonenya sendiri.

"HAH?! IBUUUUU HP ALANAAAA"  alana langsung menghampiri handphonenya yang sudah tak berhenti itu.

Rini yang kaget pun langsung menghampiri kamar alana. "ADA APA ALANA?!" ujar Rini dengan nada panik.

Alana malah menangis kencang. Handphone yang selama ini dari dulu ia inginkan dan dia hasilkan oleh tabungannya sendiri kini teronggok mengenaskan dilantai dan itu semua karena ulahnya sendiri.

Rini langsung membuka pintu kamar alana dan melihat anaknya tengah menangis dan menggenggam sesuatu di tangannya.

"Astagfirullahal'adzim alana, kok bisa gitu"

"Tta..hiks...di...alana..hiks...lem...par buuuu" tangis alana semakin keras.

"Eeehhh kok nambah kenceng nangisnya?" Rini menghampiri alana dan membawa alana kedalam pelukannya.

"Udah udah, nanti ibu beliin lagi" Rini mengusap bahu alana.

"Tapi bu...hiks...Hp ini tuh...hiks...belinya...susah bu...hiks"

Tok tok tok!

Alana dan Rini terdiam saat mendengar suara ketukan pintu.

"Itu..hiks...siapa bu?"

"Ibu juga gatau nak, kamu tunggu disini dulu ya. Biar ibu yang buka pintunya"

Alana mengangguk lemah dan berjalan ke kasurnya. Sedangkan Rini keluar dari kamar alana untuk membukakan pintu.

Saat Rini membuka pintunya, dia mengernyitkan kening bingung melihat ada orang yang dia tidak kenal, memakai baju rapi dan membawa map.

"Maaf, cari siapa ya?"

"permisi ibu, selamat siang. Apakah di rumah ini ada yang bernama alana?"

"Alana?"

"Iya bu, alana Aradilla carter?"

"Ii...itu anak saya. Yaudah, masuk dulu biar saya panggilin anaknya"

Orang itu pun masuk dan duduk di salah satu kursi.

"Sebentar ya pak, saya panggilin dulu alananya."

"Baik bu" pri itu tersenyum ramah.

Rini pun masuk ke kamar alana dan menatap alana dengan tatapan intens.

"Ibu kenapa? Itu di depan siapa bu"

"Alana" Rini menggeleng tak percaya.

Alana bingung dengan tingkah ibunya yang tiba tiba datang dan menatapnya seperti itu.

"Apa sih bu?"

"Kamu kalo ga punya uang bilang ke ibu nak, jangan main asal pinjem gitu aja" ujar Rini dengan wajah sedih.

"Hah?! Minjem duit? Apasih bu, alana ga pernah minjem minjem duit" alana semakin bingung.

"Loh, itu di depan ada orang pakeannya rapi udah kaya pegawai bank. Ibu kira kamu minjem duit di bank terus ini lagi ditagih"

ALANA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang