Empat puluh delapan

499 16 1
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Alana tidak lupa janjinya dengan orang misterius itu.

Namun awalnya ia sempat ragu dan takut, tapi entah kenapa dia harus menemui orang itu.

Dia membawa ransel dan isinya adalah tongkat kayu 3 buah. karena dia harus jaga jaga, takutnya orang itu berniat jahat padanya.

Setelah selesai beres beres dan membutuhkan waktu lebih dari 30 menit.

Akhirnya alana mengendap ngendap ke luar kamar supaya tidak ke tahunan oleh ibunya.

"Alana?" Rini menatap aneh kepada anaknya.

"Mau kemana? Malem malem, udah kaya maling gitu. Terus bawa bawa ransel lagi"

Alana menghela nafasnya. "Kenapa mesti ketauan sih?" Batin alana.

Dia pun berbalik menghadap Rini. "Itu bu, aku mau nginep di rumah arina. Kasian dia sendirian".

"Oh gitu, pulangnya kapan?"

"Paling besok pagi bu" celetuknya. "Lah, kalo gua bilang besok baliknya, terus gua bakal tidur dimana? Aduh bego banget sih lu lan"

"Oh, yaudah kalo gitu. Terus kamu berangkatnya pake apa?"

"Pake taksi online, udah nunggu di depan sono"

Rini mengangguk sembari ber-oh ria. "Yaudah, hati hati ya"

Alana mengangguk kemudian menyalimi ibunya. "Assalamu'alaikum bu"

"Wa'alaikumsalam"

Alana pun bergegas pergi, takut kalau ibunya akan berubah pikiran dan melarangnya pergi.

***
"Don"

Aidan melempar handuknya yang baru saja ia pakai untuk mengeringkan rambutnya, pada Doni yang sedang asik bermain game di Hpnya.

"Apaan sih tai! Kalah gua!"

"Mampus!"

"Untung temen lu!"

Aidan menghampiri Doni dan duduk di samping laki laki itu.

"Apaan sih! Dan Don dan Don!"

"Marah marah mulu lu kaya cewe PMS"

"Bodo lah dan, lu mau ngomong apa?!" Doni mematikan Hpnya dan menatap aidan dengan malas.

Aidan menghela nafasnya. "Bokap gua maksa, nyuruh gua ke Dubai"

"Lah, bukannya itu kemauan lu?"

"Ya tapi sekarang beda Don!"

"Beda apanya pea! Labil lo ah!"

"Ck! Kan sekarang__"

"Alana...."

Doni memutar matanya malas. "Bro, gua kasih tau nih ya. Cewe yang bener bener sayang sama lu pasti rela ditinggalin demi kebahagiaan lu. Toh, lu juga nanti bakal balik kan kalo udah selesai"

"Engga Don, lu ga bakal ngerti! Dia udah dua kali ditinggal sama orang yang dia sayang. Dan gua udah janji ga bakal ninggalin dia"

Doni berdecak malas. "Bucinan lo basi"

"Tau ah! Curhat ama lu kaga bakal bener!"

Aidan berlalu ke arah balkon kamarnya meninggalkan Doni yang kini tengah mencibirnya.

Entah kenapa pikirannya kini melayang tentang alana dan ada perasaan tidak enak di hatinya tentang alana.

"Alana lagi apa ya? Kok gua kepikiran dia terus?"

ALANA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang