Tiga belas

782 35 0
                                    


"Saya sudah tau semuanya" pria paruh baya itu melepaskan kacamatanya dan membuat perempuan paruh baya di hadapannya terkesiap.

"Saya mohon tuan biarkan dia bersama saya, saya sangat sayang sama dia"

"Saya tidak akan mengambilnya tapi bagaimana pun dia adalah anak saya dan saya akan membiayai semua keperluan anda dan anak saya" perempuan baruh baya itu pun tersenyum lega.

"Tapi, apakah anda sudah menceritakan semuanya pada dia?"

Perempuan paruh baya itu menegang dan Dia pun mengangguk lemah.

"Shit! Apa reaksinya" nada lelaki paruh baya itu terdengar sedang menahan emosi.

"Dia marah tuan"

"Sudah saya duga"

"Maafkan saya tuan, kata dokter walaupun dia lupa ingatan tapi kejadian itu akan terus terputar dalam alam bawah sadarnya tuan. Maka dari itu saya tidak bisa mengelak lagi saat dia mempertanyakan tentang kejadian itu" perempuan paruh baya itu menunduk.

"Saya kangen sama dia dan saya ingin sekali memeluk dia" lelaki paruh baya itu menghapus jejak air matanya.

Tiba tiba laki laki dengan tubuh kekar datang. "Pak? Kita akan ada pertemuan sebentar lagi dengan mr.Thompson"

"Kita akan pergi" mendengar respon dari bosnya, pria bertubuh kekar itu pun berlalu.

"Saya titip dia" pria paruh baya itu memberikan sejumlah uang kepada wanita paruh baya di hadapannya.

"Terima kasih tuan" dibalas anggukan oleh pria paruh baya itu.

Pria paruh baya itu pun memasuki mobil dan pergi dari rumah wanita paruh baya.

***

"aidan? Alana tidur?" Aidan menengok.

"Eh iya tante"

"Kasian dia. tante tau alana sayang banget sama Rico sampai Rico udah nyakitin hati dia, dia tetap menghawatirkan Rico" Dina mengelus rambut alana.

Aidan mengernyitkan dahinya. "Maksud tante?"

Dina menghela nafas. "Rico terkena gangguan mental pasca tante sama suami tante cerai dan emosi dia tidak dapat dikendalikan, makanya Rico gaakan biarin alana kenapa napa"

"Ini semua salah tante dan" Dina menunduk dan mulai menangis.

"Tan, ga semuanya salah tante...ini Emang udah takdir" aidan mengusap bahu Dina.

"Makasih ya aidan udah mau ngebantuin Rico, kalo engga ada kamu pasti rico tidak akan selamat. Kata dokter juga rico bisa kehilangan nyawa kalo engga cepet cepet ditangani karena pendarahannya yang begitu banyak."

"Iya Tan sama sama dan ini juga Karena alana Tan"

"Iya, tante banyak utang Budi sama alana"

'Lu hebat lan, di saat elu banyak masalah...lu masih aja khawatir sama orang dan ga mau orang kenapa napa, sedangkan lu ga pernah khawatir sama masalah lu sendiri padahal masalah lu lebih besar dan elu bisa nutupinnya dengan rapi'

"Aidan? Tante beli makan dulu ya"

"Eh Iya Tan"

Dina pun berlalu.

"Lan? Gua gatau kenapa tapi, gua mulai sayang sama lu lan dan gua janji bakal jagain elu"

***

ALANA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang