Lima puluh dua

644 15 2
                                    

Aidan masih bergulat dengan kasurnya. Dia sangat malas untuk ke kantor hari ini.

Papahnya pasti akan memarahinya sebentar lagi, tapi siapa yang peduli? Aidan bukan boneka papahnya yang harus mengikuti terus ucapan papahnya.

"Aidan, dipanggil papah tuh nak." Mamahnya terus mengetuk pintu kamar aidan.

Aidan menghela nafasnya dan tidak membalas perkataan mamahnya.

"Nak, kamu kenapa? Sakit?" Ujar Anna dengan Nada khawatir.

"Mah, kenapa lagi dia?" Terdengar suara Papahnya dari luar kamar aidan.

"Gatau pah, dari tadi dia ga keluar keluar. Mamah takut aidan sakit pah"

David mendengus. "Haaah...anak itu!"

David mencoba mengetuk pintu kamar aidan. "Aidan buka pintunya! Kamu harus ke kantor sekarang!"

Aidan tidak memperdulikan ucapan papahnya, dia malah menutup telinganya dengan bantal.

Ketukan kamar aidan semakin keras. "Buka, atau papah dobrak pintu kamar kamu ini aidan!"

"Pah, jangan kasar kasar sama aidan!"

"Kalo dia ga dikas__"

Aidan membuka pintu kamarnya dengan tiba tiba. "Sepuluh menit!" Ujar aidan dengan muka datarnya. Kemudian menutup pintu kamarnya begitu saja.

"Aidan!" David menggeram kesal.

"Udahlah, urusin tuh anak kamu" ujar David dengan kesal dan langsung berlalu dari hadapan istrinya.

"Salah lagi, padahal kalo dipikir pikir...Itukan anaknya dia juga, sikapnya juga nurun dari dia. Kok malah mamah yang disalahin?" Anna pun mendengus sebal dan menyusul suaminya.

***
Hari ini aidan tidak ada gairah untuk melakukan apapun. Kerjaannya hanya duduk dan sesekali memikirkan kejadian kemarin saat dirinya bertemu dengan alana.

Toh, kata papahnya juga kerjaannya hanya duduk saja kan?

Ting!

Tiba tiba ada satu pesan masuk di ponselnya. Aidan langsung mengambil ponselnya setelah melihat nama pengirim pesan yang tertera di sana.

mata aidan berbinar melihat isi pesan di ponselnya itu.

Setelah mengetahui isi pesannya itu, seolah olah penyemangatnya. Aidan langsung keluar dari ruangannya  untuk menemui sherli.

"Sherli?"

Sherli yang tengah serius dengan tugasnya pun mendongak melihat siapa yang memanggilnya. "Ehh, iya pak aidan. Ada yang bisa saya bantu?"

"Tolong kamu Cancel semua jadwal saya hari ini, saya tugasin kamu untuk menghandle semua pekerjaan saya. Masalah bayaran nanti bisa diatur, dan satu lagi! Jangan kasih tau papah saya kalo saya bolos hari ini"

Sherli terkesiap mendengar ucapan atasannya itu. "Loh pak, tapi sebentar lagi ada meeting dengan__"

"Saya bilang Cancel itu semua sherli! Hari ini kamu bantu saya ya. Jangan bilang ke papah saya, tolong Handle semua pekerjaan saya. Kamu butuh bayaran berapa pun akan saya bayar" aidan menatap sherli dengan tatapan memohon.

Sherli menatap bingung sekaligus aneh pada bosnya itu. Dia hanya sekertaris tapi malah di suruh untuk menghandle tugas tugas atasannya. Perasaan dulu saat bosnya pak David, dia tidak pernah disuruh seperti ini.

"Sherli?"

Sherli mengerjapkan kedua matanya. "Ehh, iya pak"

"Oke, bagus. Saya pergi dulu, tolong jaga perusahaan ini ya" aidan langsung berlalu dari hadapan sherli.

ALANA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang