Aidan menghampiri mamahnya yang tengah berkutat dengan acara memasaknya di dapur.
"Mamah, liat papah?"
Anna menoleh pada putranya yang tiba tiba datang dan mencomot satu kue yang baru saja ia masak.
"Tadi sih mamah liat lagi di ruang kerjanya. Jangan di makanin mulu dong dan, nanti habis. Itu buat papah kamu sisain!"
Anna menepis tangan aidan yang terus menerus mencomot kue yang baru matang.
Aidan hanya nyengir tak berdosa. "Yaudah, aku ke ruang kerja papah dulu ya mah"
Baru saja aidan hendak berlalu, namun di tahan oleh mamahnya.
"Bawain ini, buat papah kamu"
Anna memberikan sepiring kue dan kopi hangat ke pada aidan.
"Yaudah iya"
***
Sebelum masuk, seperti biasa aidan pasti mengetuk pintu ruang kerja papahnya dulu.Tok..tok
"Pah?"
"Iya masuk" setelah mendengar suara papahnya dari dalam, yang menyuruhnya masuk.
Aidan pun memasuki ruangan kerja papahnya dan meletakkan kue dan kopi papahnya di meja kerjanya.
"Dari mamah"
David hanya melirik sekilas ke arah kuenya dan menatap kembali ke laptopnya.
"Laptop lebih penting ya pah? Kasian loh mamah udah buatinnya make cinta" ujar aidan dengan nada menyindir.
David sudah paham dengan sifat aidan, dia tidak mau membuat mamahnya kecewa walaupun itu hanya hal kecil.
"Iyaiya, ini papah makan" David pun memakan salah satu kuenya dan menyeruput kopi yang diberikan oleh aidan.
"Ada apa kamu kesini? Ga sekedar ngasihin titipan mamah doang kan?" Tatapan David kembali pada laptopnya.
Aidan pun duduk di hadapan papahnya dan menatap serius ke arah papahnya.
"Aku mau ngomong serius sama papah"
David mengalihkan pandangannya pada aidan dan menutup laptopnya sekaligus membuka kacamata kerjanya.
"ngomong serius? Apa itu?"
Aidan menghela nafasnya dan menunduk "Aku...aku jadi ngewujudin impian itu pah"
"Apa? Papah ga denger. Kalo ngomong itu tatap wajah papah aidan, jangan jadi laki laki pengecut"
Dengan ragu, aidan mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah papahnya.
"Aku mau ngewujudin impian aku"
David tersenyum senang mendengar penutur an dari aidan.
"Bagus, secepatnya kita akan urus itu semua"
"Tapi pah..."
David mengernyitkan keningnya. "Tapi apa lagi?"
"Aidan mau minta tolong sama papah, sekali ini aja...setelah itu aidan janji, aidan bakalan nurutin keinginan papah"
David mengangguk. "Oke, minta tolong apa?"
"Tolong bantu aidan buat cari temen aidan pah, dia udah hilang satu hari. Aidan takut dia kenapa napa. Papah kan punya banyak orang suruhan, buat orang suruhan itu cari temen aidan pah"
David menatap putranya dengan penuh selidik. "Apa benar dia temen kamu?"
"Ii..iya.."
"Papah ga yakin, kalo dia temen kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA (COMPLETED)
Teen Fiction[BELUM DI REVISI] ~ alana Aradilla~ -terlalu banyak masalah di hidup gua, sampai gua lupa dimana letak kebahagiaan gua- *** "coba jangan terlalu dipikirin masalah lu. Terus elu fokus sama kebahagiaan lu, pasti lu dapetin kok kebahagiaan itu" ujar ai...