Tok...tok..tok
"Sebentar!"
Pintu di buka oleh perempuan paruh baya, yang kini terperangah dengan orang yang ada di hadapannya.
"Tuan arkan?"
***
"Makasi aidan ganteng udah mau nganterin gua" alana melepaskan seatbeltnya dan tersenyum ke arah aidan.
Aidan hanya membalas deheman. "Tau ah Nyebelin lu mah" alana mengerucutkan bibirnya sambil melipat tangannya di depan dada.
"Lan? Itu depan rumah lu mobil siapa?"
Alana menengok ke arah yang ditunjukkan oleh aidan.
Alana mengernyitkan keningnya bingung siapakah yang bertamu ke rumahnya? Sedangkan dia tidak punya saudara disini.
"Bentar deh gua cek dulu" alana hendak turun dari mobil namun ada pria paruh baya yang baru keluar rumahnya dengan laki laki badan besar pakaiannya serba hitam.
Alana tidak tau pasti siapa laki laki paruh baya itu karena dia terhalangi oleh lelaki badan besar di sampingnya dan dia menggunakan kacamata hitam.
Laki laki itu pun memasuki mobil hitam yang terparkir di depan rumah alana dan mobil itupun pergi.
Alana langsung turun dari mobil dan menghampiri ibunya yang baru ingin masuk ke dalam rumah.
Aidan pun mengikuti alana takut terjadi apa apa pada ibunya alana.
"Bu? Tadi siapa?"
Ibunya alana berbalik.
"Loh? Kamu sudah pulang nak?"
"Bu! Jawab pertanyaan aku" alana menghela nafasnya.
"Pertanyaan yang man..."
"Hai tante" aidan datang dan Salim ke ibunya alana.
"Eeh nak aidan... tuh lan! Temen kamu aja Salim ke ibu" alana menatap malas ke arah aidan.
"Iya bu maaf, lagian caper dianya juga" alana Salim ke ibunya.
"Hah?! Laper? Iya nih gua laper"
"Paan sih lo?! Balik sono"
"Yaelah na, gua udah anterin juga" aidan memasang wajah melasnya.
"Ga ikhlas lu?"
"Iya ikhlas, tapi kan..."
"Udah...udah... ayok nak aidan makan disini aja, biar ibu siapin"
"Bu...tapi pertanyaan tadi..."
"Sssttt udah makan dulu ayok" ibunya alana menarik lengan alana lembut.
Alana pun menghela nafasnya pasrah.
"Ayok Dede kita makan" aidan mengaitkan lengannya di leher alana.
"Apaan sih lo? Jiji tau ga!" Alana melepaskan tangan aidan di lehernya.
Aidan memeletkan lidahnya ke arah alana dan dibalas lagi oleh alana.
"Aduhhh malah berantem!" Ibunya alana berkecak pinggang.
Alana dan aidan hanya nyegir dengan watadosnya. Akhirnya mereka pun masuk setelah ditarik oleh ibunya alana.
***
"Percuma gua hidup! Gaada pilihan lagi! Lebih baik gua mati, toh gaada yang peduli juga sama gua" sedikit demi sedikit pisau bergerak ke arah lengannya tepatnya pada urat nadi.
Srakk!!
"Aaaahhhh"
"Ricooooo astagaaaa"
Dina, ibunya Rico panik melihat tangan anaknya yang sudah dipenuhi dengan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA (COMPLETED)
Teen Fiction[BELUM DI REVISI] ~ alana Aradilla~ -terlalu banyak masalah di hidup gua, sampai gua lupa dimana letak kebahagiaan gua- *** "coba jangan terlalu dipikirin masalah lu. Terus elu fokus sama kebahagiaan lu, pasti lu dapetin kok kebahagiaan itu" ujar ai...