Empat belas

774 39 0
                                    


"Dimana dia?"

Perempuan yang sedang tertunduk sambil menangis pun langsung mendongak merasa ada yang memanggilnya.

"Ngapain kamu kesini?"

"Saya mau bertemu dengan anak saya"

"Buat apa? Setelah semua yang anda lakukan ke kami? Apa anda tahu seperti apa konsekuensinya?" Air mata perempuan itu kembali lolos.

"Saya minta maaf..."

"Maaf? Lebih baik anda pergi jika Hanya ingin mengucapkan kata itu!"

"Tolong jangan keras kepala!"

"Anda yang seharusnya begitu! Saya tidak akan biarkan anda bertemu dengan 'anak saya'.karena anda tahu apa tentang dia? Toh, anda yang membuat dia seperti itu" perempuan itu menekan kata 'anak saya'.

"jika saya tidak boleh bertemu dengannya, tolong terima ini" laki laki paruh baya itu memberikan amplop coklat kepada perempuan paruh baya di hadapannya.

Seketika emosi perempuan itu memuncah dan amplop itu ia lempar ke arah badan lelaki di hadapannya.

"Apa anda fikir dengan benda itu bisa menuntaskan semuanya hah?"

"Terus saya mesti ap..."

"PERGI!!"

"Tolong jangan seperti ini!"

"Satpaaaamm tolooong..." satpam yang dipanggil pun langsung datang.

"Ada yang bisa saya bantu bu?"

"Saya bisa pergi sendiri" lelaki itu pun akhirnya berlalu. Satpam yang dipanggil pun langsung kembali ke tempatnya.

Perempuan itu pun langsung terduduk begitu saja dan tak terasa air matanya lolos, dia pun menggeram tertahan.

***

"Bu Dina?"

"Bu Rini?" Bu Dina yang tak lain mamahnya Rico pun langsung memeluk ibunya alana.

"Yang sabar ya din"

"Pasti rin pasti"

Dina melepaskan pelukannya dan tersenyum ke arah Rini begitupun sebaliknya.

"Tante? Rico gimana?"

"Loh? Kalian pada engga sekolah?"

"Loh? tante lupa ini hari apa?"

"Eh iya, astagfirullah sampe lupa hari tante saking pusingnya"

"Tan, jangan terlalu dipikirin ya, pokoknya tante harus yakin kalo Rico bakal baik baik aja oke"

"Iya sayang, makasih ya" Dina memeluk alana dan alana pun
membalasnya.

"Tan, saya bawain ini buat Rico" aidan memberikan kantong plastik kepada Dina.

"Apa ini aidan?"

Dina membuka kantong plastik yang di berikan oleh aidan. "Buah? Buat siapa ini aidan?".

Aidan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Buat Rico tadinya tante"

Dina langsung tertawa. "Ya ampun kamu ini ada ada aja, Rico gimana mau makannya?"

"Tau Emang Tan, padahal udah alana bilangin tetep aja ngeyel"

Aidan hanya nyengir.

"Yaudah gapapa, tapi kalo buat tante gapapa kan?"

"Iya gap...."

"Tante segala ngomong, udah ambil aja" alana mengambil buah dan memakannya.

"Alana" ibunya alana menyenggol lengan alana.

ALANA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang