Happy reading🥰
Baru saja arina melepas helmnya, tiba tiba handphonenya berbunyi. Menandakan ada pesan masuk.
Alana
Ruang UGDBaru saja arina ingin menanyakan dimana keberadaan mereka. Tapi untungnya, ibunya alana lebih tau apa yang dia butuhkan.
Setelah mendapat pesan, arina bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Walaupun arina sempat kaget dan bertanya tanya sebenarnya siapa yang sakit sampai masuk ruang UGD.
***
"Bu?" Alana mengucek matanya, Sambil menguap.
"Jam berapa ini bu?"
"Masih siang kok. kalau mau tidur lagi, tidur aja nak"
"Papa gimana bu?"
"Papah kamu masih di periksa sama dokter nak"
Lagi lagi alana mengingat kejadian itu, dimana dia merasa sangat bersalah.
Bukannya senang, Karena orang yang selama ini dia benci itu celaka. Tetapi sebaliknya, arina malah merasa bersalah yang teramat dalam.
"Ini semua gara gara aku bu, coba aja aku ga marah marah kaya tadi"
"Sssttt...udah...papah kamu bakalan baik baik aja kok." Rini membawa alana kedalam pelukannya.
"Tapi bu, kenapa sekarang aku malah merasa bersalah? Padahal seharusnya aku seneng karena udah bales dendam atas kematian mama"
"Hey, kamu ga boleh gitu dong nak. Gimana pun, dia itu papah kamu. Dia orang yang udah berjasa dalam hidup kamu. Kamu tau ga, dulu itu dia saaayaang banget sama kamu. Kalo pulang kerja, papah kamu tuh pasti selalu nanyain kamu. Terus, dia sampe selalu beliin kamu boneka. Karena kamu suka boneka. Tapi kadang dia diomelin sama mamah kamu, karena terlalu manjain kamu"
Tangisan alana semakin menjadi dalam pelukan Rini.
"Alana, lu kenapa? Ibu, alana kenapa bu? Te..terus ini siapa yang di rawat?"
Alana melepaskan pelukan Rini dan berusaha untuk meredakan tangisnya, Walau masih sesenggukan.
"Lan, lu gapapa kan?" Arina duduk di sebelah alana.
Alana menggeleng lemah sambil menunduk.
Arina menatap sendu Rini, seraya meminta penjelasan atas semuanya.
"Bu, arina mohon, kasih tau arina tentang semuanya. Alana kenapa sebenernya? Kenapa kalian bisa ada di sini? Dan siapa yang sekarang ada disana?" Arina menunjuk ruang UGD yang berada di depan mereka.
"Bokap gua rin" cicit alana. Namun tetap terdengar oleh arina.
Arina langsung membelalakan kedua matanya.
"Bokap lu lan? Bokap lu kenapa?" Bukan arina yang bersuara, melainkan aidan yang baru saja datang dan mendengar semua percakapan mereka.
Alana mendongak dan membelalakan kedua matanya melihat aidan ada disana.
"Ngapain lu disini? Rin, ngapain lu bawa dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA (COMPLETED)
Roman pour Adolescents[BELUM DI REVISI] ~ alana Aradilla~ -terlalu banyak masalah di hidup gua, sampai gua lupa dimana letak kebahagiaan gua- *** "coba jangan terlalu dipikirin masalah lu. Terus elu fokus sama kebahagiaan lu, pasti lu dapetin kok kebahagiaan itu" ujar ai...