Lima puluh tiga

656 15 1
                                    

Seperti yang papahnya suruh, aidan benar benar mengunjungi apartemen sherli.

Sebelumnya dijalan tadi dia sudah membeli beberapa buah untuk sherli. Tidak mungkin bukan, menjenguk orang sakit tidak membawa apa apa.

Sekarang aidan sudah berada tepat di depan apartemen sherli. Aidan hanya berdiri bagai orang bodoh disana. Dia masih ragu hanya untuk sekedar memencet bel.

"Duh, kok gua kaya bego gini si. Pencet ga ya? Takutnya sherli tidur terus entar gua ganggu gimana? Ck, bodo amatlah" baru saja tangan aidan ingin memencet bel, tiba tiba pintu apartemen sherli terbuka dan menampilkan sherli yang keluar dengan wajah kagetnya saat melihat aidan.

"Loh pak aidan, kok bisa ada disini?!"

Aidan berdehem. "saya dengar kamu sakit"

Sherli mengangkat kedua alisnya. "Maaf pak, saya ga ngabarin bapak tentang itu. Tapi saya sudah__"

"Ngabarin papah saya? Papah saya dateng tadi ke kantor dan bilang kalo kamu sakit. Makanya saya kesini"

Sherli mengerjapkan matanya. "Eemm tapi pak...saya ga ngomong tentang masalah kemarin kok, saya hanya bilang__"

"It's ok, lupain aja. Nih" aidan memberikan bungkusan plastik yang ia bawa.

Sherli mengernyitkan keningnya. "Ini...buat saya?"

Aidan mengangguk. "Ya sudah, saya permisi. Semoga cepat sembuh, jangan keluar keluar dulu. Muka kamu masih pucet"

Sherli tersenyum dan mengangguk. "Makasih pak, oh iya maaf ya pak. Saya ga bisa nawarin masuk karena ga enak sama tetangga"

Aidan mengangguk maklum. "Gapapa, saya permisi"

Sherli hanya mengangguk. Setelah itu aidan pun berlalu. Namun belum beberapa langkah, aidan kembali lagi.

Sherli mengernyitkan keningnya. "Ada apa pak?"

"Emm..masalah bayaran yang kemarin__"

"Gausah pak, saya ikhlas kok bantu bapak" sherli tersenyum lembut.

"Saya serius, sekarang kamu bilang ke saya mau berapa"

"Gausah lah pak, lagian gaji bulanan saya juga udah lebih dari cukup"

Aidan menghela nafasnya. "Saya ga mau punya hutang sama kamu dan saya rasa kamu sudah lumayan sehat. Ikut saya, saya akan traktir kamu"

Sherli membelalakan matanya. "Loh pak, kan saya bilang Gausah. Saya bisa makan dirum__"

"Saya ga terima penolakan. 5 menit dari sekarang atau gaji kamu saya potong!"

"Loh, tapi pak? Kok jadi gaj__"

"4 menit lagi!"

"Oke, saya taro buah dulu sebentar!" sherli menatap malas aidan.

Setelah menaruh barangnya, sherli kembali keluar dan tak lupa mengunci pintunya.

"Ck! Padahal dia sendiri yang nyuruh ga boleh keluar" gumam sherli. Untungnya aidan sudah jalan terlebih dahulu jadi tak mendengar dumelannya.

***
"Mall? Saya kira bapak cuma traktir saya makan doang"

Aidan mengangkat kedua alisnya. "Ya Emang saya mau traktir kamu makan"

"Tapi kok ke mall? Lagian banyak restoran enak di pinggir jalan pak"

"Saya ada urusan lain dan saya butuh bantuan kamu"

Sherli menatap bingung pada aidan. Menyebalkan sekali bosnya itu. "Bantuan saya?"

ALANA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang