Lisa berjalan menunduk, ada rasa malu, sedih, senang yang tertumpuk saat ini membuat kacau Mood Lisa. Perlahan lisa membuka pintu depan rumahnya, kemudian dia mendapati muka Jin dengan Songongnya.
"mana titipan ku? " tanya Jin seraya menautkan alis dan membuka tangan kirinya ke depan. Seperti penagih rentenir.
Lisa berdecak dan menghela nafas pelan, dia lupa kalau Jin menitip Nasi kotak kantin Kang Ahjumma. Ya.. Jin saat ini sedang nyidam makanan sekolahnya, baru 1 tahun lebih dia meninggalkan sekolahnya itu.. Rasanya rasa nasi kotak Kang Ahhjuma Tak bisa tergantikan, kadang Ia menitip kepada Lisa.
"aku lupa Jin, Mianhae.. "
Mendengar perkataan Lisa, Jin hanya mengomel tak jelas sambil sesekali dia memicingkan matanya ke pada adik sematawayang itu. Bukan Jin marah karena itu saja, pasalnya Lisa sangat Jarang memanggilnya Oppa.. dasar maknae laknat!
"Besok deh 2 kotak, okeh? " Bujuk Lisa dengan mencoba memberikan sedikit sikap manisnya.
"Jin menggeleng, Ani.. Lisa ya~, lihatlah perutku sudah merengek"
Lisa sedikit memundurkan badanya dan Ia tatap kakaknya itu, karena tiba-tiba saja jadi anak manja. "yaudah nanti aku ke Unnie Chiken dulu, katanya dia mau masak hari ini"
Tiba-tiba saja muka Jin berubah 180 derajat, "kuy!! " ajak jin
Lisa menautkan alisnya, dan menggeleng "dasar Bucin, Udah Jomblo, Bucin.. Ngenes lagi. Untung kakak gua lu, kalau bukan udah gua lempar ke sungai Amazon, " gumam lisa tak dihirukan Jin, yang asik melenggang keluar rumah dengan sangat senang.
"yak!!! Jin tomang, apa kau tidak punya harga diri?.. Lihatlah celanamu" pekik Lisa dengan nyaring, dia tak habis pikir kakaknya itu akan pergi kerumah gadis idamannya dengan celana Boxer Pink... Haishhh Memalukan
Jin yang baru tersadar pun, hanya berdiam dengan senyum kikuknya. "Aishhh.. Hampir Hilang kegantengan gua" Jin langsung lari kelantai atas menyusul Lisa, dan masuk ke kamarnya sendiri mengganti pakaian.
-------
"wortel sama tomatnya di cuci, nanti bawang daun sama bawah putih di iris begini ya! " ucap Jisoo dengan mempraktekannya kepada Jin, Lisa hanya bisa melihat kegiatan keduanya yang terlihat mesra. Zzz ~ Rasanya Lisa hanya jadi nyamuk sekarang.
Sudah dari 30 menit yang lalu Lisa duduk di depan Pantry Dapur Rumah Jisoo, Ia dilarang keras ikut memasak karena 30 menit yang lalu Lisa membuat Daging gosong. Alhasil Jin pun membeli daging kembali ke Market dekat rumah mereka..
"Oppa, Unniee" kata Lisa manja
Jin tiba-tiba tertegun karena Ia mendengar adiknya itu, begituuuu Sooooopppan padanya. Membuat jin takut di akhir kalimat Lisa, dia memutar bola matanya malas kemudian melanjutkan memotong wortel.
"kenapa kalian tidak jadian saja!?" ujar lisa , membuat orang yang sedang di kode berbuat kericuhan didapur. Dengan dehem an yang memecah suasana, keduanya cuma bisa mengabaikan Lisa. Hahhh... Lucu sekali mereka
------
Jisoo berjalan membawa nampan yang berisi teh hangat, seperti seorang ibu dan istri yang sangat telaten memberikan perhatian kepada Lisa. Lisa sangat menyukai Jisoo, selain cantik dan makanannya enak. Lisa memang seperti merindukan sosok seseorang yang redup perlahan dihatinya... Ya! Lisa merindukan Ibunya. Sesekali Lisa pergi menginap kerumah Jisoo hanya untuk sebuah tepukan pada punggungnya.
"Jin, fakulatas kamu..bulan depan ada seminar tentang apa? ". Tanya Jisoo meletakan nampannya ke meja
"seminar tentang pembangunan, katanya sih nanti yang jadi pembicara dari Universitas Nagoya" Jawab jin sepengetahuannya
"wah... Orang jepang dong" lisa menimpali
"Ia, nanti aku kasih materi nya ke kamu. Biar otak lu juga dibangun atau terbangun dari alam bawah sadar" mengangkat lalu menjatuhkan, Jin melakukannya dengan senang hati untuk membuat adiknya terpancing.
"mau nonton Film? " tanya Jisoo memotong pertikaian, yang belum sempat mengacungkan pedangnya.
"Hoo~~ ada Film apa aja Unnie? " senang rasanya menghabiskan waktu bersama dua sosok yang Lisa sangat sayangi, hanya kurang Rose yang sedang sibuk belajar piano untuk persiapan kontes dan Hoony si alien Royal.
"kim!!!" Pekik Jin karena Lisa sedang menggelitiki kakaknya itu, Lisa melakukannya karena Film sialan itu membuat mereka terlarut dalam kesedihan sesaat.
Tak lama kemudian keadaan berbalik, Jisoo yang dari tadi terkekeh melihat mereka kini menjadi was-was karena Lisa baru digendong kekamar Jisoo lalu Jin mengunci Lisa disana. "k-kenapa di kunci? " tanya Jisoo gugup
"aku hanya mau dengar sekali lagi, Jawabanmu" ucap Jin menuntut, Film tentang percintaan dua sahabat baru saja menenggelamkan Jin dalam kewaspadaan. Pasalnya dalam cerita itu keduanya memilih untuk diam dan menyakiti hati mereka, padahal ada cinta disana.
Jisoo memalingkan wajahnya, dia menggaruk tengkuknya. Sebisa mungkin wajah Jisoo dibuat agar tidak merona, semakin lama tatapan Jin semakin Intens dan membuat Jisoo semakin gelagapan. "I-iyah".
Jin tersenyum dia ingin memeluk Jisoo, belum saja pelukan itu tertempel sempurna. Lisa sudah mampu membuka pintu Jisoo dengan membawa bantal, tentu saja lisa tau dimana kunci cadangan Jisoo. "hik" Lisa mematung dan terceguk karena shoock, membuat Jisoo semakin malu
-------
Lisa duduk didepan Jin dan Jisoo, menuntut penjelasan. "kenapa kalian Bacstreet? Hahh~ aku setuju.. Tapi, bisakah kalian tidak Backstreet.. Aku jadi seperti adik durhaka"
"maaf Lisa ya ~, kita hanya malu kepadamu.. " jawab Jisoo tenang
"No! No! No!, mari bicarakan ini sambil memesan Chiken Jumbo Blackpaper Chesee" rasanya memerankan ibu tiri yang akan memisahkan kisah cinta, asalkan diberikan Chicken Jumbo itu..
Jisoo mengambil ponselnya untuk memesan, tetapi ditahan tangan Lisa "Hey! Oppa! Pesan cepat!! Dasar lelaki macam apa kamu ini".
Jin hanya menggeleng kemudian menuruti perintah adiknya dengan senang hati.
Rupanya hubungan Jin dan Jisoo semakin dekat, saat Lisa menjadi Ketua osis bulan lalu. Mereka berdua kadang bertemu, berantem, dan bermain bersama. Sungguh hal yang sangat Jin syukuri, bahwa lisa sekarang mampu perlahan-lahan mendapatkan kepercayaan diri kembali.
"Unni.. Unnie kenapa suka sama Jin Tomang" ucap Lisa menekankan nama Jin
"hey aku masih bisa mendengar, kenapa kalian mengabaikanku?! " dengus Jin kesal, kemudian dia meraih pinggul Jisoo kearahnya.
Sungguh adegan itu membuat Lisa tak trima, padahal hanya menyentuh pinggang. Lisa langsung berjalan dan menghentak-hentakan kakikanya dan duduk di antara mereka berdua.
"Nikahi dulu Uniie ku! Baru kau bisa memegangnya" Ucap Lisa mendongakan kepalanya ke arah jin, ini yang kakaknya sebenarnya Jin atau Jisoo sih.. Sungguh tak ada seseorang yang membuat Lisa sebucin itu kepada orang lain. Hanya Jisoo.. Karena Jisoo adalah malaikatnya.
Jisoo tertarawa, berbeda dengan Jin yang mendengus kesal.
"Dasar Jomblo!! " ledek Jin kepada Lisa.
.
.
..
.Penasaran? Kuy Vote and Comment Guys
KAMU SEDANG MEMBACA
A Paper [END]
FanfictionKehidupan masa sekolah yang menyenangkan, harus terbalut dengan sebuah bayangan trauma masa Lalu Lalisa. Sebuah tangan, yang akan menghangatkan setiap detak jantung Lisa. Seorang Jeon Jungkook, pemuda tampan dan pintar. Yang harus berjuang, untuk me...