Pertanggung jawaban

2K 110 3
                                    

Mario dengan cepat berdiri mensejajarkan tubuhnya dengan Ain tanpa melepas cecapan bibir yang masih melumat satu sama lain.
Dengan kasar Mario menggiring Ain menuju kamarnya dalam pengaruh ciuman panasnya namun memabukan. Mario memeluk Ain erat jarak merekapun terkikis.

Sebuah rasa panas dan dingin menjalar keseluruh tubuh Ain dan Mario, hingga mereka berakhir di atas ranjang milik Mario. Sebuah perasaan, perasaan bangsat menguasai mereka berdua. Half naked itulah yang terjadi malam ini dari keduanya.

"Bilang jika kamu gak nyaman?" ucap Mario lirih di telinga kanan Ain sembari menjilati daun telinganya membuat Ain meringis geli.

Jari jemari Ain mulai bergrilia grepe-grepe sesukanya, menyentuh apa yang bisa di sentuh. Mario terbuai semakin dalam. Lama, lama mereka mereka melakukannya tanpa jeda. Tiba-tiba...

"No having sex Mario?" cegah Ain ketika cowok yang menindihnya melakukan sesuatu di bawah sana.

Mario terlihat agak kecewa menyadari ekspresi kecewa Mario, Ain meraih wajah Mario dan mulai menciuminya seperti tak ada hari esok.

******

Ain membuka matanya perlahan mengumpulkan jiwanya, manik coklat matanya menatap langit-langit kamar yang dia anggap asing. Dia mengingat kejadian semalam perihal apa yang dia lakukan.

"Aiss..." Keluhnya mulai mengingat kebinalan dirinya.

Namun tatapannya lebih horror ketika ada suatu gerakan disebelahnya.
Matanya terbelalak menatap tubuh lelap lelaki tertidur tengkurap tanpa busana dan terbungkus selimut.

Dengan gemetar Ain melihat tubuhnya di balik selimut. Seketika tubuhnya menjadi kaku. Kedua tangannya mencengkram erat ujung selimut. Fikirannya mendadak buntu.
Sekali lagi dia melihat tubuhnya di balik selimut yang hanya mengenakan Bra dan celana dalam.

"Sial!!" Umpatnya lantas melirik ke arah Mario yang sedang tidur.

"Ais! Dimana baju dan celana ku?"

Dengan sangat hati-hati Ain turun dari ranjang Mario. Memunguti atribut yang sudah terpencar di beberapa sudut kamar.
Setelah memakai pakaiannya, Ain berjalan mengendap-endap bahkan sampai berjinjit keluar kamar Mario agar tidak membangunkan lelaki itu.

Sesampai di ruang tengah Ain mengambil ponsel dan kunci mobilnya yang dia jadikan penyebab kejadian malam ini. Di lihatnya jam di layar ponselnya menunjukan pukul 03.30 pagi. Dan dia dengan cepat keluar Unit sialan itu.

"Kampret!"


******

Pagi itu Mario mengantar Tere, wajahnya nampak frustasi memikirkan Ain yang pergi meninggalkannya tanpa pamit.
Belum lagi pagi tadi Mario mendatangi apartemen Ain namun tak di bukakan pintu membuat Mario kesal.

Tere turun dari mobil, anak itu nampak lesu berjalan ke gedung TK di depan sana. Pagi sekali. Ya, Mario sengaja datang sangat pagi hanya untuk menemui Ain. Tapi yang di cari tak juga menampakkan diri. Hingga suasana pelataran TK mulai di penuhi wali murid dan penghuni TK itu sendiri.

"Cek! kemana sih?" decak Mario sebal di dalam mobilnya. Tak lupa Mario pun mengedarkan pandangannya ke seluruh pelataran dan area TK.

Tok! Tok!

Mario terkesiap ketika Tere mengetuk kaca mobil depan sebelah kiri lantas Mario menatap adiknya lesu. Tere lekas berjalan menuju pintu kanan depan.

"Apa Re?"

Tere memberi kode agar membuka kaca mobil.

"Ada apa Re?"

"Kok, abang nggak ke kantor?"

Pacarku Brondong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang