Ayah

734 45 13
                                    

Happy Reading...



Dalam beberapa hari ini Mario di buat frustasi dengan masalah pekerjaan. Apa yang dia upayakan tak sesuai hasil. Banyak koleganya yang membatalkan kontrak kerja. Belum lagi masalah keuangan perusahannya yang menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir.

"EML grub? ada apa dengan perusahaan itu? kenapa mereka mengincar perusahaanku, kalau di fikir mereka adalah perusahan skala besar. Tapi?"

Lelaki itu pusing melihat chart perusahaan menurun drastis di layar komputer.

"Entahlah Yo? gue juga heran. Kalau di fikir kan, kita bukan lawan yang sepadan buat mereka," Jawab Abi sambil memeriksa berkas-berkas penting lainnya.

Mario mulai mengurut pelipisnya yang mulai menegang.

"Tapi Yo, mungkin gak kalau lo ada hubungan sama orang EML grub?"

"Seinget gue gak ada Bi?"

"hmm... Gue gak nyangka kalau kita udah mendekati bangkrut," Ujar Abi ketika memeriksa dokumen keuangan.

"Maksud lo apa?"

"Liat deh berkas keuangan kita? liat juga, kita ada masalah perpajakan," terang Abi lantas memberikan file yang di maksud.

Mata Mario terbelalak, dia sangat frustasi.

"Apa gue temui satu persatu aja ya Bi, kolega yang udah narik sahamnya?"

Abi menghela nafas panjang, idenya buntu.

"Gue harus bisa ambil kepercayaan mereka Bi,  menurut lo gimana?"

Abi mulai menimbang apa yang di ucapkan Mario

"Boleh juga ide lo, kali aja di antara mereka ada yang mau masuk saham lagi"

Tak lama terdengar ketukan pintu, Mario mempesilahkan masuk. Mario tersenyum mendapati Ain yang datang. Ain membalas senyum Mario.

"Sibuk ya?" tanya Ain dengan senyum tulusnya

"Ya gitulah, biasa urusan calon imam dalam mencari rezeki buat calon makmum," Celetuk Abi si mulut gagak, lantas Mario dan Ain terkekeh.

"EML grub," beo Ain saat membaca sebuah berkas atas nama EML grub.

Mata Ain terbelalak sempurna, dia terkejut. Apa ada hubungan kerja antara Mario dan perusahaan yang Papanya pimpin.

"Aku ganggu gak?"

"Gak kok. Kita udah kelar diskus,i" saut Abi.

Sungguh fikiran Ain seketika menjadi kacau, banyak pertanyaan yang ada di benaknya. Namun satu firasat yang kuat saat ini, Mario sedang dalam masalah.

"Ayo?"

Ain terdiam

"Ayo. Lagi mikirin apa sih? kok ngelamun?" Ain tersentak. Ia lantas mengulas senyum tipis. Senyum ala kadarnya.

Ia menurut saat Mario menarik tangannya keluar ruang kerjanya.

"Kita mau kemana?" tanyanya hati-hati

"Makan. Kamu belum makan kan?"

Ain mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.

Selama di restoran wanita itu jarang bicara, dan saat makanan mereka datang selera makan Ain hilang begitu saja. Ia hanya mengaduk aduk makanannya. Tatapannya kosong memandang Mario.

Mario menyadari prilaku Ain.

"Kok gak di makan?"

"Makan kok?"

Pacarku Brondong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang