Jin

1K 62 8
                                    



Kasih tahu jika menemukan typo.





Mario baru saja membuka pintu unitnya, matanya melebar ketika melihat punggung wanita yang tak asing buatnya baru saja berlalu melewati unitnya.
Mario menyeringai dia tau betul pagi ini mbk Ain pujaan hatinya mau lari pagi.
Apalagikan ini weekend pasti tebakan dia benar. Mario masuk lagi kedalam unitnya buru-buru dia mengganti bajunya, mengenakan kaos putih pendek,celana bola pendek dan sepatu. Setelah itu dia mengejar Ain agar tak kehilangan jejak. Ini bukan gayanya, tapi lumayan menyenangkan juga.

Mario berlari dan mensejajarkan langkahnya dengan Ain, dia menoleh ke Ain dan memperlihatkan senyum pamungkasnya. Drama mulai dia mainkan, waktunya mulai.

"Lah, ketemu di sini? maraton juga In?"

Merasa di panggil oleh orang disampingnya Ain berhenti dan mulai berjalan. Begitupun dengan Mario.

"Kamu maraton juga?" Nafas Ain terengah-engah.

Maraton cuma mau ngeliat lo, aslinya mah gue ogah lari-lari kena matahari. Buat kulit gue item aja. Tapi demi lo, gue rela. Batin Mario

"Aku memang sering kali maraton?" Mario berbohong.

Gak papalah bohong hanya Mario dan Tuhan doang yang tau.

Ain menghentikan langkahnya dia mulai menepi dan duduk di bangku taman yang ada disekitaran taman. Memang pagi itu sangat ramai orang yang maraton, bersepada atau sekedar jalan pagi.

Ain dan Mario duduk di bangku panjang di taman itu melepas lelah. Mario tidak menyangka sebegitu lelahnya dia berlari dari apartemennya sampai di taman.
Inimah bukan Maraton, tapi lari kayak di kejar babi hutan, dia benar-benar kelelahan, ngos-ngosan. Dan lagi dia tidak membawa Air minum.

Pandangan Mario tak lepas dari wanita disamping kanannya, wanita yang sedang mengelap keringatnya menggunakan handuk leher yang terselampir di lehernya.
Mario hanya terdiam dan tersenyum memandangi Ain.

Kan, tangan Mario gatel, pengen banget dia ngelap peluh yang keluar dari wajah Ain. Mario merasa gemas mendapati Ain yang berkeringat, sungguh sexy. Duh, belum lagi kaos lengan pendek yang pres body, tambah uh....

"Kamu gak bawa minum?" Tanya Ain.

Mario terdiam, kali ini fikirannya yang sedang maraton entah kemana.

"Kamu nggak bawa minum?" tanya Ain sekali ini.

"Enggak. Eh..."

Mario menelan ludahnya menatap Ain yang sedang meneguk air mineral. Alangkah sexy nya wanita ini. Apalagi suara tegukan air yang terdengar samar melewati tenggorokannya.
Mario mau jadi botolnya biar bisa bersentuhan bibir Ain. Gak tahan liatnya
Astaga Mario menghayal tidak jelas. Liar.

"Nih."

Mario kembali dari hayalannya ketika Ain menyodorkan botol minumnya.

"Minumlah," suruh Ain.

Dengan sigap Mario menerima botol yang masih terbuka tutupnya.Di pandanginya mulut  botol bekas bibir Ain. Dia menghayal bibirnya beradu dengan bibir Ain. Dan berciuman. Lagi-lagi Mario tersenyum karna khayalnya.

"Gak usah cengangas cengenges. Cepet minum!!" kata Ain bernada ngegas.

Lah hayalan mesum Mario balik ke kenyataan lagi. Terjun bebas.

Pacarku Brondong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang