Pagi ini, Ain berencana untuk sarapan dengan Mario, wanita itu mengulum senyum lalu membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu. Alih-alih ingin mengejutkan lelaki itu, dirinya justru di kejutkan dengan kehadiran Bela. Yang membuat mata Ain terasa panas adalah, perempuan itu tidur di tempat yang sama dengan Mario. Diranjang Mario.
"Mario!"
Tanpa bisa menahan lagi, suara wanita itu lalu memenuhi kehenigan kamar. Mario tersentak kaget dan menoleh ke arah sumber suara.
"Ain? Ada apa?" kata lelaki itu tanpa menyadari ada sosok lain di sebelahnya.
"Ada apa sih..." suara itu justru lebih mengejutkan Mario. Itu suara Bela yang juga baru bangun tidur, tidur di sampingnya.
"Ngapain kamu disini?"
Mario lalu menatap wanita itu horor lalu berdiri dan melangkah ke arah Ain, tapi...
"Berhenti! Jangan mendekatiku," cegah Ain menatap tubuh Mario yang hanya mengenakan boxer. Sadar akan tatapan Ain, lalu matanya menilai tubuhnya sendiri.
"Ini tidak seperti yang kamu fikirkan."
"C...cukup. Mataku tidak buta," kata Ain menatap Bela yang sedang tersenyum licik.
Ain berjalan mundur untuk pergi, lalu membanting pintu kamar sekuat tenaganya lalu melebarkan langkah kakinya keluar. Wanita itu tidak ingin satu ruangan dengan mereka yang telah membuatnya terluka.
Tanpa dia mau, air matanya mengalir.Terdengar suara langkah kaki tergesa-gera bergerak cepat mengejarnya. Tanpa menoleh dia tetap berlari sambil menyeka air matanya. Semakin mempercepat langkahnya, semakin dekat pula suara langakah kaki menyusul terdengar.
"In..." Langkahnya terhenti setelah sosok itu mencengkram pergelangan tangannya tepat waktu. Ain menoleh menatap jijik ke sosok yang mencengkram lengannya hanya mengenakan boxer tanpa baju dengan wajah bantalnya.
"Dengerin penjelasanku!" nada memohon itu seolah tidak dia perdulikan.
"Apa? penjelasan seperti yang mau kamu katakan?"
Bukan hanya Ain, namun Mario nampak lebih frustasi. Dirinya ingat semalam dia keluar ke Bar, dan pulang dalam kondisi mabuk. Dan sialnya dia bertemu dengan Bela di lift lalu dia diantar ke kamar oleh Bela. Dan lelaki itu tidak ingat.
"Semalam aku mabuk." kata Mario mempererat cengkramannya.
"Sakit! Mario lepasin lenganku!"
"Gak akan!"
"Lepas..."
"Gak akan In, enam tahun aku nyariin kamu, setelah ketemu dan kamu pergi ninggalin aku lagi dua tahun. Dan sekarang aku gak akan lepasin kamu. Gak akan!"
Ain membuang pandang asal, ia tak ingin menatap wajah lelaki itu.
"Lepasin!"
Suara Erik terdengar dari kejauhan. Lelaki itu datang tepat pada waktunya.
"Lepas!"
Suara Erik terdengar kembali, memaksa Mario melepas cengkramannya dengan cara...
Bugh!
Bersamaan dengan lepasnya cengkraman Mario, sebuah pukulan mengarah ke wajah Mario, dia tersungkur di lantai.
"Aku gak suka liat laki-laki kasar terhadap Wanita."
Mario masih di lantai, tangannya senantiasa setia memegang wajah yang baru saja kena pukul Erik.
"MAS!!"
Ain memekik keras mencegah Erik yang hendak melayangkan tinjuannya ke arah Mario.
"Jangan ikut campur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Brondong [END]
General Fiction(Follow dulu sebelum membaca) Maria Ainia Emanuel cewek dingin berusia 29 tahun masih jomblo, harus bertemu Mario Mertaherlambang berusia 23 tahun yang selalu membanggakan 3 K. Yaitu Ketampanan, Kecerdasan dan Kemapanan. Namun kehidupan Ainia beruba...