Khusus
🔞
Ain nampak senang karena urusan mobilnya sudah di urus oleh Gery. Memang dalam urusan hukum Gery sangat membantu dan paling dapat di andalkan tanpa harus Ain turun tangan sendiri. Sebagai rasa senangnya dengan mobilnya, akhir pekan ini Ain memanjakan matanya hanya sekedar jalan-jalan seorang diri keliling kota menggunakan mobilnya.
Dia terhenti di halte bus di mana awal mula dia bertemu ibu yang hendak melahirkan tempo hari."Mengingat kejadian itu membuat aku iri," Gumamnya lirih.
Kadang Ain merasa iri melihat sebagian wanita yang seusianya sudah menikah lalu memiliki anak.
Sedangkan dia sendiri saja belum menikah di usianya yang masuk 29 tahun.Sore itu Ain memutar-mutar kunci mobil di jari telunjuk kanannya menuju unit apartemen, setelah melepas rindu kepada mobilnya. Namun Kunci mobilnya terjatuh dari telunjuknya masuk di apartemen sebelah yang bersampingan dengan apartemennya.
"Eum... Yah kok masuk kesana toh?" protesnya. "Ini lagi, teledor amat sih yang punya unit kok bisa pintu kebuka sedikit. Kalau ada maling masuk gimana coba?" umpatnya kepada si pemilik yang Ain justru tidak kenal.
Menurut info yang beredar, tetangga sebelah Ain ini masih lajang dan merupakan pengusaha. Tapi Ain sendiri saja belum pernah ketemu selama bertetangga.
Ain mondar mandir di depan pintu itu dia terhenti ingin mengetuk pintu namun ragu.
Genggsi cuy ngetok pintu pria lajang, nanti di kira do'i modus lagi mau kenalan. Kan Ain wanita soleh. Hehehe.."Udah lah, nekat aja kali ya?"
Ain mulai mengumpulin keberanian untuk mengetuk pintu, Tapi urung ngetuk pintu dan beralih menekan bel.
Bbeeb
Bbeeb
Bbeeb
Kesal karena sudah tiga kali Ain menekan bel, namun si empunya tak kunjung membuka pintu.
"Masuk aja kali ya? gak papakan?"
Ain mulai melangkah mendorong pintu, Pintu terbuka separuh Ain lantas menjumbulkan sebagian kepalanya.
Puk...
Puk...
"Hayo!? Mau maling ya?!" ucapnya seorang yang menepuk pelan bahu Ain dari belakang.
Ain terkesiap kaku karena tepukan pelan di bahunya, karena terkejut pipinya bergesekan dengan pinggiran pintu yang tajam. pipi perawan jadi lecetkan?
"Auw..." Ain meringis kesakitan memegang pipinya.
seperkian detik pintu unit terbuka. Ain lantas membalikan tubuhnya. Dilihatnya seorang cowok yang tengah menatapnya santai. Ditangan kanannya sambil menenteng kantung plastik belanjaan dari minimarket dan sekotak pizza.
"Kamu?"
"Hah?"
Ucap keduanya bersamaan. Keduanya sama-sama terkesiap tatapan mereka akhirnya bertemu.
"Ngapain kamu disini?" tanya Ain sarkas.
"Lah kamu ngapain di unit saya bu Ain?"
"Jadi ini?" Ain menunjuk unit yang ada di belakangnya menggunakan matanya. Ain mengerjapkan matanya menghela nafas panjang. Melipat lengannya di dada.
Ya ampun ngimpi apa dia tetanggaan ama Mario."Nggak usah sok terkejut gitulah? aku udah satu tahun tinggal disini," Suara Mario terdengar seolah menjawab keingintahuan Ain.
"Kamu nggak lagi niat mau maling kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Brondong [END]
Ficción General(Follow dulu sebelum membaca) Maria Ainia Emanuel cewek dingin berusia 29 tahun masih jomblo, harus bertemu Mario Mertaherlambang berusia 23 tahun yang selalu membanggakan 3 K. Yaitu Ketampanan, Kecerdasan dan Kemapanan. Namun kehidupan Ainia beruba...