Terpekur, dia duduk dengan kepala terangkat, tangannya menjadi penopang diantara dagu dan meja. Tatapannya kosong ke depan, mengarah pada wajah lugu sang sahabat.
Pikirannya mengacu pada kejadian semalam, dia ingin menangis dan menjerit. Dirinya merasa benar-benar dirugikan, kesuciannya terenggut oleh orang tak dikenal.
Sialnya, saat tadi pagi bangun, dia tak ingat untuk meminta pertanggung jawaban,
Akibat terlalu kalut.
Sehingga yang ia lakukan hanya melarikan diri, walau demikian ia tetap sempat memeriksa sang pelaku.
Satu kata dibenaknya
Cantik.
Mungkin ada rasa sesal, tapi tak sebesar gunung Everest.
Kyung-soo kikuk ditatap sedemikian rupa oleh jeongyeon. Dia tersenyum canggung padanya.
"W-wae?"
"Pagi ma bro..." sapa Baekhyun dengan senyuman manis dua belas pas. Berlenggok slengekan, berjalan melewati barisan meja dan kursi seraya merangkul tasnya di bahu kiri.
Kyung-soo melambaikan tangannya dengan senyuman tertahan sedangkan jeongyeon cuma melirik sekilas sahabatnya tersebut.
"Hahaha..." Baekhyun tertawa tak jelas. Lingkaran hitam tertampak nyata di mata sebelah kanannya.
Pemuda tersebut mendudukkan bokongnya di kursi samping Kyung-soo, berada tepat di depan jeongyeon.
"Bagaimana kemarin, apakah kalian baik-baik saja? Teman.." tanya Baekhyun, dia sendiri saja habis babak belur, sok-sokan bertanya dan peduli pada dua lainnya.
Kyungsoo bermuram durja, akibat kejadian kemarin, ibunya memberi pengurangan uang jajan, menyebabkan dirinya tak bisa membeli buku bacaan yang ia inginkan.
Sedangkan si kawan, auranya makin gelap. Hitam nan kelam.
"Hiyaaaa..." jerit jeongyeon seraya merentangkan kedua lengan nya, merenggangkan otot kemudian membaringkan kepalanya lemah, diatas meja belajarnya.
Baekhyun dan Kyung-soo saling menatap bingung.
"Pagi honey.." sapa seorang gadis, berlarian kecil menghampiri ketiganya lalu duduk disamping jeongyeon.
Jeongyeon yang sedang dalam mood buruk lantas menarik buku tebal Kyung-soo, guna menyembunyikan seluruh wajahnya.
"Wae?? Apakah kau sedang sakit?" tanya yang bersangkutan dengan suara yang dibuat seimut mungkin, namun terdengar menjijikkan bagi dua pria lainnya.
"Bona, kau tidak menyapa kami?" ucap baekhyun.
"Pagi.."ekspresi malas dia munculkan ketika menyapa dua sosok tersebut.
"Jeongyeoniie..."panggil bona penuh aegyo seraya mengguncang tubuh jeongyeon.
Jeongyeon sama sekali tak tergugah. Malahan ia lebih memilih untuk makin terlelap. Bukan tak menghargai, hanya saja dirinya sedang dalam suasana hati yang tak baik. Mengingat kejadian semalam benar-benar kian menghantuinya.
"Huweeekk.." Baekhyun serta Kyung-soo langsung menampakkan tampang mual.
"Mengapa? Kalian iri karena aku lebih perhatian pada jeongyeon?"
"Hah, terlalu percaya diri kau nona.."kekeh Baekhyun.
Guncangan ditubuhnya semakin kuat, membuat pipi yang melekat di atas meja terasa panas dan sakit. Akhirnya mau tak mau ia pun bangkit. Duduk tegap menghadap lurus ke depan.
"Jeongyeonnie.."
"Yes ssaem.."teriaknya pada sang guru yang baru saja beranjak masuk.
Bona memurungkan wajahnya, lumayan kesal karena waktunya buat bermesraan dengan pujaan hati di potong oleh kehadiran sang guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY YOUNG HUSBAND (Completed)
FanfictionMyoui mina, 32 tahun. Seorang gadis cantik, anggun nan elegant. Yoo jeongyeon, 17 tahun. Seorang bocah laki-laki biasa yang penuh akan kepolosan. Bertemu dalam sebuah insiden yang tak terbayangkan sebelumnya hingga keduanya berhasil menciptakan--- B...