Bagian 18

3.8K 309 90
                                    

Gema music disco yang berdentam dengan kerasnya hingga nyaris memekakkan telinga tak kontan membuat sosok pria ini terganggu. Malahan ia menjadikan musik berirama soul dan funk itu sebagai hiburan tersendiri untuknya. Guna menyenangkan suasana hatinya yang buruk.

Sebotol vodka loyal menemaninya. Duduk berdiam tak tertarik membaur di kerumunan banyaknya muda mudi yang menari di bawah kerlipnya lampu penuh warna.

"Akhemm...tidak baik minum sendiri.."

Sosok wanita cantik datang menyapa, melangkah anggun setengah angkuh, menunjukkan sepasang kaki seputih porselinnya, berlalu hendak duduk disamping sang pria.

"Hai..my old friend..senang bertemu lagi denganmu.."balasnya sembari menyeringai. Setengah sober ia menatap wanita yang kini sibuk memesan segelas anggur dan duduk disampingnya, tepat di depan meja bartender.

"Sejak kapan kau menyukai tempat seperti ini?"

Wanita yang memakai rok mini berwarna legam itu duduk menyilangkan kaki, posisi duduknya yang seperti itu menciptakan kesan elegan plus seksi.

"Kau tahu..kehidupan di new York itu tak pernah lepas dengan hal-hal seperti ini.."sahut si pria disertai kekehan kecil.

"Maka itu dulu aku melarangmu untuk pergi kesana..Son chaeyoung"

Chaeyoung menunduk demi menyembunyikan senyum pahitnya.

"Kau tahu dengan jelas..alasan mengapa aku pergi..Minatozaki Sana"gumamnya diselingi sebuah tarikan nafas berat.

Sana melirik kecil pria tersebut.

"Tsk..kau pria yang sangat naif chaeyoung.. "

"Kau tak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta..lalu terluka.."chaeyoung meneguk vodka langsung dari botolnya.

Sana tersenyum tipis, menoleh pada sahabatnya itu dengan tatapan prihatin.

Bagi chaeyoung, segalanya itu sama sekali tak adil. Dialah orang pertama yang selalu ada ketika mina terluka dan sendiri, kala perceraian orang tuanya, kematian ibunya, hingga kemunculan ayahnya dengan membawa istri yang baru. Dia juga satu-satunya pria yang menyampingkan cintanya demi memberikan dukungan pada wanita itu saat yang bersangkutan memiliki hubungan dengan pria lain.

Tak kala datang patah hati, dialah orang yang mina cari.

Dia adalah tempat berteduhnya. Kemana pun mina berlayar tetap pada akhirnya berlabuh di sisinya.

Seharusnya takdir itu memilihnya, bukan pria lain yang kini menjadi suami dari wanita yang ia cintai.

Hal yang lebih konyol untuknya ialah, ia tak sanggup melepaskan namun juga tak mungkin dapat bersamanya.

Sungguh riskan.

"Aku menggunakan nafsu bukan hati..saat ditolak tak ada yang namanya terluka atau sakit hati.."cibir Sana.

Sialnya itu hanya dibibir, namun tak dihati. Suka berkelana dalam hal cinta bukan berarti ia tak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Pelacur sekalipun pasti pernah menyukai pelanggannya.

Tapi Sana tak mau meneruskan cinta yang ia anggap hanya kekaguman semata karena ia tahu pada akhirnya ia yang akan terluka. Sebaiknya dihindari dari pada sakit setelah terjebak di lubang yang terdalam.

"Bitch.."

"Ya..whatever.."Sana memutar jengah kedua bola matanya kemudian menatap lautan manusia yang berkumpul sambil menari-nari seperti orang gila di depannya.

MY YOUNG HUSBAND (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang