"Kau yakin?"
Mengintip sejenak, Sana menggeleng kecil, senyuman miring pun tak ketinggalan ikut menyertai. Menyampirkan punggungnya di sandaran sofa, dia duduk dengan tangan terbentang dan kaki sebelah terlipat.
Tanpa henti Sana terus memandang aneh sang sahabat, yang kian sibuk menuliskan sesuatu di atas sehelai kertas.
"Mengapa tidak.."sahutnya seraya menggerakkan teratur pena di genggamannya.
"Ingatkan dirimu untuk tidak salah mengambil langkah.."Ucap Sana berusaha untuk menasehati wanita itu agar ia tak termakan apa yang menjadi sumpahnya dikemudian hari.
Mina mengangkat wajahnya, menatap tajam wanita bermarga Minatozaki tersebut.
"Aku paling mengerti tentang hidupku.." ketusnya, lalu kembali melanjutkan kegiatannya yang terdahulu.
Sana hanya bisa menggidikkan bahunya seraya menghela napas dalam.
Ting tung.
Ketika bel rumah berbunyi, tanda ada tamu yang datang. Sana langsung bangkit dan beranjak pergi berlalu menuju pintu utama kediaman mereka.
Sesaat pintu dibuka, nampaklah sesosok pemuda tampan (biang pembuat onar) berdiri tegap dengan sebuah sunggingan mengembang yang terukir di kedua sudut bibirnya.
"Ahjummah.."
Sana terkekeh sekaligus miris menyaksikan keadaan wajah jeongyeon.
Meski hari telah berganti malam, namun tetap saja lebam-lebam diwajahnya itu belum juga berkurang, bahkan makin membiru.
"Owh..mina ada di dalam masuklah.."
Dengan semangat empat lima, jeongyeon melangkahkan kakinya riang memasuki apartement, tempat tinggal calon istri serta putrinya.
"Ryu-jin-ah.."
Wajahnya makin berseri-seri tak kala dia mendapati bayi perempuannya tengah bermain seorang diri di atas Bouncernya. Menggigit teethernya seraya mengoceh sendirian ala bayi beberapa bulan.
"Ryujin-ah..appa datang..appa..hehehe" ucapnya, terkekeh ria sembari berjalan menunduk menghampiri sang bayi lucu tersebut.
Sesampai di dekat putrinya, jeongyeon langsung mencium gemas kedua pipi gembul ryujin. Dia juga menggelitiki sang anak dengan cara menggigit-gigit kecil di beberapa bagian tubuhnya, yang tentunya langsung membuat ryujin tertawa terbahak-bahak.
Jeongyeon benar-benar dibuat gemas oleh bayi tersebut, bahkan sangking gemasnya pemuda tersebut hampir menggigit kuat jemari ryujin, untung saja hal itu gagal terlaksana akibat ulah tangan sang putri yang tanpa sengaja mencolok sebelah matanya. Kalau saja tidak, bisa dibayangkan bukan apa yang nantinya akan dilakukan Mina padanya.
Habis babak belur.
Di sela-sela bermain, jeongyeon teringat jika ia memiliki sebuah lollipop yang terselip di sakunya.
Spontan saja ia meraihnya kemudian memamerkannya di depan mata ryujin.
Pastinya bayi itu langsung bersemangat menggapainya.
"Jangan memberikan dia permen...dasar bodoh.." bentak mina sampai-sampai membuat jeongyeon kaget dan tersungkur.
Dia memutar kepalanya kebelakang, dan terlihatlah dengan jelas mode singa betina dari seorang Myoui Mina, yang berdiri bertolak pinggang seraya mendelik tajam.
"Tsk...hanya permen.."gumamnya kesal.
Jeongyeon kembali melirik kebelakang, setelah meeyakinkan mina tak lagi berada disana, refleks, dia menjulurkan lidahnya, kurang lebih seperti mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY YOUNG HUSBAND (Completed)
FanfictionMyoui mina, 32 tahun. Seorang gadis cantik, anggun nan elegant. Yoo jeongyeon, 17 tahun. Seorang bocah laki-laki biasa yang penuh akan kepolosan. Bertemu dalam sebuah insiden yang tak terbayangkan sebelumnya hingga keduanya berhasil menciptakan--- B...