Hilir mudik kendaran berseliyuran di jalan protokol. Bermacam jenis mobil melaju dengan kecepatan berbeda. Diantara puluhan jenis mobil tersebut terdapat pula sebuah sedan putih berlambang mercy. Yang bergerak menuju arah pemukiman padat di pinggiran kota seoul.
Di dalam sana, dua ralat tiga orang anak manusia duduk dalam keadaan tenang, memilih diam sembari menatap jalanan. Sang ayah sibuk melamun dengan dagu bertopang di tangan yang bertumpu di jendela mobil. Si ibu fokus menyetir dan si anak pulas tertidur di jok belakang.
Perjalanan mereka tak berlangsung lama karena jarak yang di tempuh ke tempat tujuan itu tak terlalu jauh.
Ciitt..
Ketiganya tiba di sebuah rumah bertingkat sederhana yang merupakan kediaman keluarga jeongyeon.
Ya, keberadaan mereka disana untuk mengunjungi orang tua jeongyeon, pastinya atas undangan sang kepala keluarga.
"Jeongiie.."
Ternyata sudah ada tiga orang dewasa yang telah menanti di depan pintu, tentunya demi menyambut anak menantu dan cucunya.
"Omma..."jeongyeon berlarian kecil menghampiri hyeri. Memeluk wanita itu dengan begitu erat dimana sesekali ia mencium gemas kedua pipi sang ibu. Sumpah demi apapun, ia sangat merindukan wanita kesayangannya ini.
Rindu akan omelan yang tak berkesudahan.
Kelakuannya itu sukses menjadi bahan tawa dua orang dewasa disana, kecuali mina, yang nampak mendengus karena dihiraukan begitu saja oleh bocah itu.
Tak taukah ia jika istrinya ini masih tak terbiasa berhadapan dengan kedua orang tua itu.
"Ishh.."Hyeri berusaha keras melepaskan dekapan jeongyeon yang ia rasa terlalu kuat sampai membuat dadanya sesak.
"Lepas.."
"Omma..."
Nayeon memutar mata jengah, tingkah kekanakan jeongyeon menciptakan rasa mual di lambungnya.
"Mina.."sapa Changmin, lengkungan bulan sabit itu menyapanya ramah, membuat mina merasa hangat.
Mina berjalan kikuk, meskipun atmosfir kekeluargaan begitu kentara, namun tetap saja ia merasa segalanya masih canggung.
"Siang..o-omma..appa.."dia memaksakan senyuman sopan santun (dibuat-buat) terukir di bibirnya.
Nayeon tak mau ambil pusing dengan prilaku memalukan jeongyeon atau tingkah malu-malu mina, yang ia pedulikan hanya bayi mungil yang setia berada di rengkuhan ibunya.
"Mari masuk.."ajak Hyeri yang mana langsung di iya kan semua orang.
Mereka semua secara perlahan melangkah masuk ke dalam.
Manik kelabu mina bergerak lambat, memperhatikan seluk beluk kediaman jeongyeon. baginya aura di rumah itu sangat nyaman, sisi kekeluargaannya begitu terasa.
"Maaf rumah kami kecil.." ucap Changmin, ia sempat menyadari raut pias mina saat menatap isi dalam rumahnya.
Mina sendiri tak keberatan karena jujur, dia sudah menyukai rumah ini.
"Aku akan membawa ryujin ke kamarku.."
Nayeon berlalu menuju kamar bersama keponakannya. Entah sejak kapan bayi itu sudah nyaman di dalam digendongannya.
"Ini hadiah untukmu omma.."
Mina menyerahkan sebuah kotak beludru berpita putih yang berbentuk persegi panjang kepada ibu mertuanya.
Hyeri melirik dua pria di dekatnya itu sebelum menerima bingkisan dari mina secara sungkan.
Perhiasan mahal berbentuk rantai kalung tanpa bandul yang terdiri dari 52 berlian putih dengan total beratnya mencapai 104 karat. Diamond yang memili nama Christie's itu ditaksir memiliki harga hingga US$ 8,1 million.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY YOUNG HUSBAND (Completed)
FanfictionMyoui mina, 32 tahun. Seorang gadis cantik, anggun nan elegant. Yoo jeongyeon, 17 tahun. Seorang bocah laki-laki biasa yang penuh akan kepolosan. Bertemu dalam sebuah insiden yang tak terbayangkan sebelumnya hingga keduanya berhasil menciptakan--- B...