Bagian 4

3.4K 292 24
                                    

Aura mencekam semakin memenuhi seluruh penjuru salah satu ruangan di sebuah mansion megah. Semua hening, tak terkecuali kucing peliharaan mereka. Tak ada satu pun yang berani melakukan apapun bahkan hanya untuk menghela nafas saja.

Menunduk dan diam.

Plak...

Bertumpuk-tumpuk lembaran photo terbanting di atas meja. Pelakunya adalah seorang pria setengah baya. Pria tua yang kini mengerang emosi. Matanya menajam, liar menusuk dan menakutkan. Wajahnya pun menegang, serta urat di dahi maupun leher bermunculan.

Begitu marahnya ia, sampai-sampai membuat semua orang bungkam.

"Suruh dia pulang.." teriaknya dengan deru nafas saling mengejar tak beraturan.

Seolhyun mengangguk takut seraya dengan cepat mengumpulkan beberapa photo yang tersebar di atas meja. Dia meraihnya guna segera membakar potongan gambar yang menjadi bukti itu...

Bukti jika mina pernah keluar masuk sebuah rumah sakit bersalin, dalam keadaan Hamil besar.

Dan beberapa pula bukti ketika mina tengah asyik berjalan-jalan santai di sekitaran jalanan distrik vesterbro, kompenhagen. Bersama dengan seorang bayi yang berada di dalam stroller.

Semua itu menjadi bukti bila selama ini mereka telah dibohongi oleh sang putri sulung.

Dia pergi bukan untuk bersekolah, melainkan untuk menyembunyikan kehamilannya.

Fakta yang begitu mencengangkan.

"Yassh.." teriaknya geram, jatuh terduduk seraya mengusap wajah dan rambut.

Mimik si pria semakin pias dan kuyu.

Ya tuhan..mengapa putriku begitu tega membohongiku..

Seolhyun pun beranjak pergi guna meminta sekretaris pribadi sang suami untuk segera menghubungi Mina.

Dalam cemas ia merenung, bagi seolhyun apa yang terjadi pada mina adalah kesalahan dan kegagalannya sebagai sosok seorang ibu pengganti.

.

.

.

.

Pesawat korean air dengan rute penerbangan kompenhagen-seoul mendarat sempurna di bandara internasional Incheon.

Bunyi gesekan antara roda trolley bandara yang bertabrakan dengan lantai kian terdengar. Satu persatu penumpang keluar untuk mencari dan menyapa sanak family yang telah menanti lama.

Seorang wanita muda berjalan tenang diantara kerumunan penumpang lainnya, memakai gaun panjang berwarna hitam yang dipadu padankan oleh sebuah jacket leather serta topi dan kaca mata hitam bermerek prada. Wanita tersebut melangkah dengan pandangan lurus kedepan. Melangkah tegas seraya menggendong seorang bayi yang kira-kira berusia sekitar empat bulanan, bayi imut bergaun putih kembang.

"Mina-chan.."

Sontak langkah kakinya terhenti. Dipalingkan wajahnya ke kanan dan kiri hingga tatapan matanya terkunci pada sesosok wanita cantik, melompat-lompat kegirangan sembari melambaikan kedua lengannya.

"Sana..."

.

.

"Ryujin-ah..." Sana sibuk bermain dengan manusia kecil yang bersandar manis di atas pangkuannya. Bayi mungil yang begitu cantik nan menggemaskan itu nampak tenang meski Sana berkali-kali mencoba menarik perhatiannya dengan menggigit tangan, kaki maupun mencium gemas kedua pipi gembulnya. Bayi itu tetap tak risau meski berada di dalam dekapan orang lain selain ibunya.

MY YOUNG HUSBAND (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang