Bagian 19

3.8K 325 172
                                    

Malam yang pekat, hitam tak berwarna, kelam menyelingkupi bumi. Desauan angin berhembus meniupkan wajah kuyu yang sejak beberapa jam yang lalu berdiri tertegun memandangi rumah megah itu, dari seberang jalan.

Mengabaikan bagaimana bahayanya keadaan diluaran sana serta kondisi cuaca yang tak menentu. Ia sengaja mampir hanya untuk menatap nanar bangunan yang menjadi tempat tinggal istri dan anaknya.

Bagaikan sang rembulan yang menanti matahari untuk mampu bersinar.

Raga mungkin nampak sehat tapi hati meronta lirih.

Sebuah mobil sedan hitam terparkir mulus pas di depan rumahnya dan tak lama muncul dua orang dewasa serta seorang bayi, yang tengah tertidur lelap di dekapan sang ibu.

Tak butuh waktu lama baginya untuk menyadari siapakah orang-orang itu.

Tercenung ia mengamati gerak-gerik mereka dari posisi yang tak diketahui.

Layaknya hati yang tertancap duri, jeongyeon meremang kala mina tersenyum manis pada pria itu. Senyuman yang seharusnya hanya diberikan padanya seorang.

Senyuman yang sejatinya miliknya.

Yang ditangkap oleh indera penglihatannya ialah istrinya itu nampak benar-benar bahagia dengan sosok itu.

"Kau begitu terlihat bahagia bersamanya.."gumamnya dengan hati hancur sebelum pergi menjauh dengan langkah goyang.

Berlalu disertai dengan iringan nada-nada sendu dari gemerisik angin.

Mungkin tak seharusnya aku jatuh cinta padamu hingga hatiku tak perlu terluka begini.

Sementara itu..

"Terima kasih atas tumpangannya.."ungkap mina tulus, namun dengan senyuman yang agak dipaksakan.

Mobilnya mengalami mati mesin ketika ia berada di jalan tol. Dan pada waktu bersamaan chaeyoung berkendara melewati jalan tersebut.

Pada mulanya mina menolak ketika pria itu menawarkan tumpangan. Ia hanya tak ingin saat tiba nanti, ternyata jeongyeon sudah pulang ke rumah mereka. Mina takut timbulnya kesalahpahaman lagi diantara ia dan jeongyeon sehingga mengobarkan pertengkaran yang lainnya.

Ya meski ia setengah tak yakin jika bocah itu sudi untuk pulang setelah ia maki dan usir.

Akan tetapi setelah ia memikirkan kondisi Ryujin, mina akhirnya memilih menyerah dan menerima tawaran dari yang bersangkutan. Tentu dengan hati was-was.

"Ne...besok aku akan menjemputmu..aku rasa mobil mu itu masih belum selesai diperbaiki.."tawar chaeyoung dengan harapan tinggi.

Mina tercenung sesaat.

Permintaan chaeyoung adalah sesuatu yang sulit untuk ia terima. Maklum saja, mina insecure bila kejadian yang tak menyenangkan di wahana kemarin terulang kembali. Peristiwa yang menciptakan adanya jarak diantara keduanya.

Insiden itu membuat kedua pihak serasa canggung dan saling sungkan, terutama mina yang entah mengapa  merasa sudah tak nyaman lagi dengan persahabatan mereka.

Selain itu ia juga sedikit bersalah dan menganggap dirinya itu seolah-olah figur istri yang telah mengkhianati pernikahannya. Mina kini menjadi sosok yang plin-plan dan goyah akan keteguhan hatinya atas pernikahan yang dilandasi kontrak persetujuan kedua belah sisi tersebut.

"Tidak perlu chaeng..aku bisa naik taksi..lagi pula aku tak ingin memberatkanmu lagi..jarak dari rumahmu kemari itu lumayan jauh.." serunya dengan hati-hati. Wajahnya berusaha untuk meyakinkan, tapi chaeyoung tahu jika bukan hanya itu alasan pastinya.

MY YOUNG HUSBAND (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang