Sana membuka begitu saja pintu kamar yang mina tempati, tanpa mengetuk tanpa mengucapkan kata apapun, terlebih dahulu. Melengos tanpa berbasa-basi, seakan itu ruangan pribadi miliknya sendiri.
Mina yang terkejut atas kedatangan tiba-tiba sahabatnya itu hanya bisa menggeram dongkol, selain kemunculannya yang seperti hantu, atensinya juga sukses terbuyarkan.
"Kau baik-baik saja?"tanya Sana santai, berpura-pura tidak peka tentang situasi sang sahabat yang ingin menyendiri.
"Mengapa kau disini?"sarkas mina dengan wajah mengendus jengkel.
"Mengantarkan ryujin pada ibunya..ada masalah?"
Yang dimaksud mina bukan kehadiran Sana di dalam kamarnya. Melainkan keberadaan wanita itu di rumahnya.
Enggan terlalu banyak bicara, mina cuma bisa mengangguk sok paham dan berharap wanita genit tersebut segera angkat kaki dari kamarnya.
Sana meletakkan baby ryujin yang telah tertidur pulas ke dalam box bayinya.
"Terima kasih.." ucap mina, menatap kuyu bayi kecilnya yang tertidur sembari sesegukan.
Maafkan omma ryujin-ah..
Mina menyesali kelakuannya membentak dan berteriak di depan ryujin hingga membuat putri kesayangannya itu memekik tangis.
Lihatlah sekarang ini, di dalam tidurnya saja bayi itu masih terisak. Air matanya sesekali tumpah dan suara tangisnya begitu lirih tertahan.
"It's ok..sudah menjadi tugasku"
Tugasnya sebagai duta perdamaian rumah tangga Mina dan jeongyeon.
"Ada masalah apa diantara kalian?"tanyanya lagi, tanpa merasa sungkan sedikit pun.
Wanita bermarga minatozaki itu melompat ke atas ranjang dan berbaring di sana.
Mina yang mengingat pertengkarannya bersama jeongyeon tadi, mulai kembali terbawa emosi.
"Si payah itu mengaku pada chaeyoung.." kalimatnya terkesan dingin, kentara sekali wanita itu tengah menahan desakan amarahnya.
"Huh?" Sana mengernyit bingung.
Mina menghela napas dalam sebelum menjelaskan pada Sana secara lebih rinci.
"Bocah itu memperkenalkan dirinya sebagai suamiku.."geram mina, wanita itu menggeratkan giginya.
Sungguh rasa kesal itu benar-benar nampak sangar di mata Sana.
"Hemmp..hanya itu?"Sana terngangah, tak percaya dengan alasan di balik pertengkaran hebat tadi.
Menyampingkan sikap tak bersahabat yang ditampilkan oleh wanita bersurai hitam itu, Sana mulai tertawa geli. Tawa mengerikan yang membuat mina mengerutkan dahinya.
"Mengapa kau tertawa?"
"Kau sangat lucu..Hanya karena masalah kecil seperti itu kau dan jeongyeon sampai bertengkar...bukankah itu terlalu remeh..dia hanya mengaku sebagai suamimu..bukan mengaku memiliki banyak istri" kekeh Sana diujung kalimatnya. jujur, ia masih tak habis pikir.
Sontak mina terdiam, jika diingat-ingat ucapan Sana itu ada betulnya.
Mengapa ia harus begitu marah hanya karena pengakuan jeongyeon. Bukankah itu terkesan terlalu sepele dan tak seharusnya berakhir dengan pertengkaran.
Wanita itu berdecih, ia akui mungkin benar dialah yang terlalu berlebihan.
Entah kenapa saat melihat wajah jeongyeon tadi membuat dirinya begitu emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY YOUNG HUSBAND (Completed)
FanfictionMyoui mina, 32 tahun. Seorang gadis cantik, anggun nan elegant. Yoo jeongyeon, 17 tahun. Seorang bocah laki-laki biasa yang penuh akan kepolosan. Bertemu dalam sebuah insiden yang tak terbayangkan sebelumnya hingga keduanya berhasil menciptakan--- B...