Bagian 21

3.8K 280 125
                                    

Mereka saling menatap jengkel, terutama pihak si wanita. Sana dan chaeyoung, duduk berhadapan di depan meja seorang sersan polisi yang bertugas menerima laporan pengaduan si pria tadi.

Chaeyoung meringkuk dengan luka lecet dari bekas cakaran disekitar hidung, bibir dan alis. Namun itu sama sekali tak membuat wanita didepannya simpati, merasa kasihan.

Sang wanita mencebik betapa konyol nya prilaku si pria, melaporkan tindak kekerasan yang ia alami dari seorang bocah belasan tahun.

Bocah belasan tahun.

Ia pria tiga puluh tahunan.

Manusia memang tak pernah mau mengalah.

Bersyukur pertikaian itu berakhir dengan kata damai setelah kedua belah pihak mau mengakui kesalahan, menyesal dan sama-sama meminta maaf.

"Kekanakan sekali.."dengusnya.

"Dia melemparku dengan sepatu ini."adunya seraya mengangkat tinggi sepatu nike putih yang sudah lecek. Wajah memprihatinkan tetap tak membuat wanita itu berdiri di pihaknya.

Mau siapapun yang salah tetap saja pria ini tak harus memperpanjang urusan, apalagi yang ia ajak ribut suami dari sahabatnya sendiri.

"Tapi itu semua juga bermula darimu."ketusnya, Sana telah mendengar keseluruhan cerita dari pihak jeongyeon. Satu yang ia sesali, mengapa pria di depannya ini memiliki mulut sepedas wanita.

Chaeyoung melotot, ia tak suka disalahkan seperti itu, bagaimanapun jeongyeon lah yang menyulut pertengkaran diantara mereka.

Sembari mendengus pria itu beranjak bangkit dan pergi.

"Hei kau mau kemana?"

"Bukan urusanmu.."

Memberengut kesal, ia bergegas melangkah menuju pintu keluar dari kantor kepolisian tempatnya berpijak saat ini.

"Hufft..dasar keras kepala.."

Sana memandangi pria yang terus berlalu itu sambil memijat pelipisnya yang berdenyut pening.

"Ada-ada saja.."

Sementara itu...

Berlutut ia diatas lantai, mendongak menatap istrinya yang duduk bersilang kaki dengan tangan terlipat dan pelupuk memejam di sofa beludru yang berada di dalam kamar mina ralat  kamar mereka.

"Dia menjambakku seperti ini.." termehek dengan mata berkaca-kaca ia menarik kuat rambutnya sendiri, meniru adegan yang sempat terjadi. Mengadu agar disayang dan ditimang-timang.

Mina memutar bola matanya jengah. Sebenarnya yang didepannya ini suami atau anak.

"Ma ma ma ma.."

Wanita itu melirik sejenak sang putri yang asyik menyedot botol susu di atas strollernya.

"Hufft...aku tidak ingin lagi kejadian seperti ini terulang kembali.." suaranya cukup tenang, tak sedikitpun ada rasa kesal dalam tonenya. Sesungguhnya wanita itu cukup khawatir, terbukti saat Sana menghubunginya perihal masalah pertengkaran ini, mina dengan tergopoh-gopoh bergegas menuju kantor polisi sambil membawa ryujin yang baru saja selesai mandi.

"Iya.."angguk jeongyeon, mimik memelasnya membuat mina menggeram gemas.

"Kemari lah.."

Mina menepuk sofa disebelahnya, memberikan isyarat agar jeongyeon berpindah duduk disana. Dan tentu saja bocah itu menurutinya.

"Apakah sangat sakit?.."

Jeongyeon terdiam merasakan kepalanya yang diusap begitu lembut oleh istrinya itu, dalam samar ia menyungging senyumnya.

MY YOUNG HUSBAND (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang