📌JANGAN LUPA KLIK BINTANGNYA📌
Hope you like it🍀Don't forget to listen the song above.
•••
"𝓚amu kenapa? Bagian mana yang sakit? Apa masih sakit sekarang?" cecar Gibran. "Aku akan suruh Pak Damar segera ke sana, membawamu ke rumah sakit."
"Tidak perlu. Aku sudah baik-baik saja."
Gibran mengerang kesal. "Apanya yang baik-baik saja?"
"Kamu mulai resek, deh."
Kini Meyra mulai gondok. Lelah sangat menaikkan darahnya, ditambah kekhawatiran Gibran yang menurutnya berlebihan kian menohok lebih jauh.
"Iban, aku serius. Tidak ada yang perlu kamu cemaskan. Tidak ada yang sakit. Tidak ada seperti yang kamu bayangkan," tandas Meyra. Dia menarik selimut sampai ke dagu. "Sungguh bawaan lelah saja."
Oh! Mau bagaimana lagi meyakinkan lelaki ini?
Helaan napas kasar di seberang telepon memenuhi ruang pendengaran Meyra. "Kamu istirahat. Jangan ke mana pun. Segera hubungi aku kalau ada apa-apa."
Mengiyakan Gibran, kemudian Meyra hendak mengakhiri pembicaraan mereka. "Aku tutup, ya. Kamu juga, jangan lupa istirahat."
Meyra memutuskan sambungan. Dia mengamati langit-langit kamarnya yang bertaburan bintang. Saat malam hari dengan nyala lampu, kamarnya akan benar-benar serupa langit malam. Dia teringat ketika meminta suaminya Mbak Ai yang juga merupakan dekorator interior untuk mewujudkan imajinasinya.
Imaji dari memori.
Meyra menurunkan pandangan dari plafon. Mbok Asri masih berdiri, wajahnya was-was.
"Tidak apa-apa, Mbok. Saya ingin istirahat saja."
Mbok Asri mengangguk-angguk, mencoba tersenyum buncah. Dia balik badan, langsung keluar meninggalkan Meyra.
Sejenak, tidak ada bahana yang tertangkap oleh gendang telinga untuk diteruskan ke tulang pendengarannya. Kecuali deru napasnya sendiri dan denting jarum detik yang berdetak.
Dia memejamkan mata. Membayangi kondisi saat ini, menerka ada apa dengannya? Mungkin serangan insomnia sehingga tubuhnya terasa rapuh. Mungkin terlalu banyak yang memenuhi pikiran, membuat mual dan pusing secara bersamaan menyergapnya. Mungkin tubuhnya sengaja memberi teguran agar dia beristirahat cukup. Atau, bisa saja....
Keheningan yang mulai menggusarkan itu akhirnya dipecahkan oleh dering pesan masuk dari ponsel Meyra. Rasa gembira melanda Meyra kala membaca pesan itu.
From : July (+ 1-416-555-xxxx)
Mey, aku ada kenalan seorang informan, mantan intelijen. Namanya Hans. I've made an appointment w/ him 4u. Is this morn okay? At 10 AM? His number will catch up, so will location. Smg bisa membantumu menentukan langkah.Sesaat Meyra melirik jam dinding yang tergantung.
Gosh! It's almost ten!
Oh God! Haruskah dia berbohong kembali pada Gibran?
***
"Mbok, saya bisa minta tolong, enggak?" panggil Meyra pada Mbok Asri yang sedang membersihkan dapur. Dia berdeham, menjernihkan tenggorokan yang tidak gatal sama sekali.
"Ah, iya Mbak. Harusnya panggil Mbok saja, jangan menyusul ke sini." Mbok Asri terkesiap mendapati kehadiran Meyra.
"Mbok bisa ke pasar sekarang? Aku mendadak ingin dimasakkan kepiting lada hitam." Meyra menyengir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nyala Renjana
RomanceDear Ilahi, Banyak manusia-Mu bilang, kami tidak pernah tahu apa yang kami miliki sampai hal itu hilang. Namun, bagaimana jika dia tidak pernah benar-benar hilang? ••• ❝ My heart is mute.❞ ❝ Then i must speak for it.❞ ••• All rights reserved 2019 by...