Chapter 1. Ulah Jeno
Until I Found You➺"SEMANGAT JENO!"
Aku duduk di kursi yang tersedia ditepi lapangan. Sambil teriak menyemangati Jeno yang sedang latihan futsal. Seminggu lagi dia akan ikut berlomba mewakili sekolah, dia adalah kaptennya. Tanganku memegang sebotol air minum, untuk Jeno.
"JENO! JENOOO."
Jeno menoleh ke arahku, dia mengedipkan sebelah matanya lalu tersenyum, lucu. Matanya seperti bulan sabit tiap kali senyumnya muncul.
Hubunganku dan Jeno sudah menginjak satu tahun lebih. Kami memulainya sejak semestar awal sekolah. Syukur sampai sekarang kami masih baik-baik saja. Walaupun tiap kami bertengkar aku yang harus ngalah. Karena Jeno, dia agak egois.
Jeno itu tampan, layaknya belasteran Korea dan Surga, ditambah sekarang dia sedang berkeringat. Peluhnya membanjir. Sorot mata yang fokus dengan kakinya yang lincah menendang bola kesana kemari. Terlihat sangat keren bukan? Pemandangan yang disukai para kaum perempuan termasuk aku. Namun semuanya jadi buyar ketika mataku terbelalak kaget karena tiba-tiba bola yang ditendang Jeno meleset keluar lapangan dan mengenai seseorang.
Aku meletakkan botol minum ditanganku kemudian buru-buru menghampiri orang itu. Aku harus minta maaf mewakili nama Jeno. Karena aku tau Jeno tidak akan mau melakukannya.
Kuambil bolanya. Lalu kutatap laki-laki ini. "Lo nggak papa? Sorry banget, Jeno nggak sengaja," kataku.
Dia melamun untuk beberapa saat. Aku mengibaskan tangan di depan wajahnya. "Lo nggak papa?" tanyaku sekali lagi.
Dia mengerjap cepat. Mulutnya hendak menjawab tapi tiba-tiba suara Jeno membuatku langsung mengalihkan perhatian.
"Mana bolanya?" tanya Jeno sembari ngusak rambutnya ke belakang. Peluhnya sampai menetes.
"Minta maaf dulu gih, dia kena bola gara-gara kamu," kataku.
"Gak perlu minta maaf. Lagian dia yang salah, siapa suruh diem disini."
"Tapi Jen-"
"Kenzi." Dia manggil nama aku.
Aku menyukai semua hal yang berhubungan dengan Jeno, kecuali sifatnya yang satu ini. Tanpa sepatah kata lagi, Jeno mengambil alih bola ditanganku. Dia kembali latihan bersama anak-anak lainnya.
"Maafin Jeno ya, gue jadi ngga enak sama lo," ucapku tak enak hati.
"Nggak pa-pa. Tapi aku mau kamu ingat kata-kata aku dengan baik."
Dia menepuk pundakku. "Hidup udah susah, jangan dibikin tambah rumit dengan bertahan sama orang kayak gitu. Toxic relationship."
Setelah mengatakan kalimat singkat itu dia lantas melengos pergi. Sedangkan aku masih diam disini sambil memikirkan ucapan dia barusan yang entah mengapa berputar di kepalaku.
Sambil geleng kepala aku kembali lagi ke tempat tadi. Menunggu Jeno selesai latihan dengan sabar. Mataku tak bisa lepas dari sosok Jeno. Jeno terlahir dengan wajah tampan, badan atletis, otak pintar, tapi dengan gengsi yang terlalu tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Found You
Fanfiction❝Entah berakhir seperti apa nantinya jika semesta masih betah memainkan skenario perasaan.❞ Copyright © librafairy Pic. Pinterest Edited by me Start•02.01.2020