21. KERABAT DARI JAUH

80 15 24
                                    

Chapter 21. Kerabat Dari Jauh
Get Yours➺

"Dek..."

Aku bergerak gelisah ketika mendengar panggilan Kak Jaehyun dari luar kamar. Semakin mengeratkan selimut yang menuntupi tubuhku, tidak aku hiraukan suara laki-laki itu.

"Dek bangun woy! Kebo banget buset!"

Aku menggaruk kasar kepalaku yang tak gatal. Karena tidak mau membuat keributan, akhirnya aku mengalah dan bangkit dari kasur. Berjalan ke arah pintu lalu membukanya. Kak Jaehyun dengan melipat tangan di depan dada, menatapku kesal.

Aku balas menatapnya jengkel. "Kenapa sih ganggu mulu."

"Cewek apaan yang jam segini baru bangun. Bantuin bunda kek di bawah," katanya.

"Apaan sih, tumben-tumbenan," balasku.

"Tante Sohye mau kesini. Emang gak malu apa rumah berantakan gini diliat orang? Bantuin sana, bunda mau masak katanya." Laki-laki ini mengomel panjang lebar, telingaku terasa seperti berdengung.

"Ck, iya-iya. Entar Kenzi bantuin," jawabku hendak kembali menutup pintu kamar.

Kak Jaehyun berdecak, "Stop males-malesan, bantuin sekarang."

"IYA TAPI KENZI MAU CUCI MUKA DULU. KENAPA SI BIKIN EMOSI PAGI-PAGI!"

"Y-ya maap. Makanya yang jelas kalo ngomong."

"Bicit! Udah sana pergi." Aku mendorongnya kasar lalu menutup pintu dengan keras. Menyebalkan.

Aku pikir sudah lama sekali sejak Tante Sohye dan Paman Hoon terakhir kali berkunjung kesini. Terakhir kali aku bertemu mereka ketika merayakan ulang tahun putri pertamanya yang ke satu tahun. Kira-kira sudah 3 tahun lalu.

Aku menenteng keranjang yang berisi pakaian kotor. Memasukkan pakaian itu ke dalam mesin cuci. Nanti urusan menjemur, itu akan dilakukan oleh Bunda. Semua baju yang sudah bersih aku masukan ke dalam keranjang yang satunya.

"Kak Nana!"

Suara yang tak asing itu mengalihkan perhatianku. Aku menoleh ke belakang dan mendapati seorang anak kecil yang merentangkan kedua tangannya padaku, dengan jari tangan melambai lucu. Senyuman tercetak secara spontan di wajahku, aku memeluk gadis cilik ini kemudian menggendongnya.

"Suaaaaaaa, kangen banget sama kamu." Aku mengecup pipinya tanpa ampun.

Ini dia Sua, anak dari Paman Hoon dan Tante Sohye yang sepertinya sekarang berumur empat tahun. Rupanya mereka sudah datang tanpa aku sadari karena terlalu sibuk dengan kegiatanku.

Sua menggeliat dalam gendonganku karena aku terus saja menghujami wajahnya dengan kecupan ringan. Sampai kemudian dia merengek meminta aku agar berhenti. Terpaksa aku menghentikan ulahku.

"Sua gak kangen Kakak?" tanyaku.

Dia menggeleng tanpa ragu. "Yah, sedih." Aku berujar dengan nada sedih yang dibuat-buat. Juga dengan memasang raut wajah cemberut.

"Kak Nana lagi ngapain?" Dia mengemut jempol jarinya membuatku tidak bisa menahan rasa gemas terhadap anak kecil ini.
"Lagi nyuci baju, tapi udah selesai kok." Dengan satu tangan yang kugunakan untuk menahan badan mungil Sua dalam gendonganku, tanganku yang satunya meraih tombol mesin cuci, mematikannya.

"Kita ketemu sama Mama dan Papanya Sua yuk," kataku kemudian.

"Endak mau!"

"Loh kok gak mau?" Aku terheran.

"Ada Kak Caeyun," jawabnya.

"Emang kenapa sama Kak Jaehyun?"

"Nanti Sua dipeyuk sampe ndak bica napast."

Until I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang