7. HIS NAME IS

157 32 68
                                    

Chapter 7. His Name Is
Get Yours

Ruangan ini terasa sepi saat ini, aku sedang berada di kamar. Hanya terdengar helaan napasku beberapa kali yang memburu dengan diiringi suara detik jarum jam.

Sret!

Aku merobek kertas buku lalu meremasnya kemudian melemparkannya ke sembarang arah. Memijat pelipis, kulirik jarum jam yang ternyata masih menunjukan pukul setengah delapan malam. Waktu rasanya berjalan lambat ketika belajar.

Tok!

Tok!

Tok!

Seseorang mengetuk pintu kamar. Sudah bisa menebak bahwa pelakunya pasti kakak ku. Siapa lagi kalau bukan dia? Tidak mungkin itu Bunda atau Ayah, kami sudah makan malam bersama tadi.

"Ck, kenapa Kak?" tanyaku malas karena efek lelah mengerjakan tugas yang tidak ada habisnya.

Kepala Kak Jaehyun menyembul dari balik pintu. Dia mengedarkan pandangannya dan jatuh pada objek yang dia cari, aku.

"Lagi sibuk?" tanya dia.

Aku kembali menghela nafas, "Lagi ngerjain tugas, masih banyak yang belum kelar."

Kak Jaehyun membulatkan mulutnya membentuk huruf o. "Anterin keluar bentar yuk, sekalian kamu refresh otak biar gak mumet."

"Tapi ini belum selesai. Kalo ditunda entar malah makin numpuk," kataku.

Kak Jaehyun melangkah masuk untuk menghampiriku di meja belajar. Tangan besarnya menutup semua halaman bukuku.

"Sekolah tuh harus santai gak usah terlalu serius. Jangan ke-rajin-an, belajar seperlunya aja. Kayak kakak aja dulu jarang bikin tugas."

Kucubit pelan perutnya. "Enak aja kalo ngomong, gimana mau masuk perguruan tinggi kalo gitu?"

"Hehehe," dia malah cengengesan. "Yuk anterin."

"Pergi sendiri kenapa sih? Lagian Kenzi masih kesel sama Kakak!" kataku.

Dia terlihat bingung dan berfikir."Masih soal dimsun itu? Iya deh, iya.  Kakak ganti sekarang uangnya. Makanya ikut," kata Kak Jaehyun masih berusaha membujuk.

Karena aku juga sudah lelah dengan semua tugas dan tetek bengeknya hingga membuat kepalaku pusing tujuh keliling. Aku akhirnya menyetujui ajakannya, lumayan bisa dapat traktiran sebagai ganti sejumlah uangku. Lain kali aku berjanji tidak akan mau meminjamkan uangku lagi padanya.

"Ya udah deh, yuk!" Aku berdiri dari kursi meja belajar.

Kak Jaehyun tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang tersusun rapi ditambah dimple menghiasi kedua pipi.

"Nah gitu dong, kamu pake jaket dulu. Walaupun keluar bawa mobil tetep aja dingin, kakak tunggu di mobil."

"Gak usah ah, gini aja biar cepet," elakku.

"Dibilangin ngeyel terus. Ya udah kalo gitu kita langsung cus!" Kak Jaehyun merangkul pundakku seenaknya. Kami berjalan beriringan keluar kamar.

Sampai digarasi kami langsung masuk ke dalam mobil dan tak lama dia menyalakan mobilnya. Sebelumnya Kak Jaehyun sudah bilang pada Ayah untuk minta ijin keluar sebentar. Aku kadang heran dengan Kak Jaehyun, urusan dimsun dia tidak akan kenal waktu. Biarpun pagi, siang, sore, malam, jika dia menginginkan makanan itu pasti akan langsung membelinya tanpa menunda.

Mungkin ini salah satu alasan mengapa dia masih betah memegang predikat jomblo hingga sekarang. Karena rasa cintanya sudah dia berikan sepenuhnya pada dimsum, menyedihkan. Namun akhir-akhir ini kurasa dia sedang dekat dengan seseorang.

Until I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang