18. KATA JAEMIN

77 20 53
                                    

Chapter 18. Kata Jaemin
Get Yours➺

Bel istirahat pertama sudah berbunyi lima menit yang lalu. Tepat ketika pelajaran Fisika selesai, sejak tadi aku merapalkan do'a supaya pelajaran ini cepat berlalu. Dibandingkan pelajarannya aku lebih muak dengan guru yang memegang materi ini. Setiap mengerjakan soal tidak boleh ada coretan, setiap jawaban harus disertakan dengan alasannya. Walaupun menjawab dengan benar namun alasannya tidak sesuai dengan pendapatnya, nilaimu sudah dipastikan tidak aman.

Bagaimana aku tidak pusing?

Tapi sudahlah, itu sudah berlalu. Sekarang, sesuai dengan ucapan Haechan tadi malam aku pergi ke ruang musik.

"Ji, Ji, Ji!"

Langkahku terhenti lantas menoleh ke belakang. Yerin, anak kelas sebelah. Kami saling kenal ketika masa orientasi. Dia mendekat dengan berlari kecil mengakibatkan poni tipisnya melambai lucu.

"Yeriiiiiin," panggilku lantang. Setiap melihatnya aku selalu merasa gemas. Dia anak yang imut. Tak heran mengapa Kak Jungkook menaruh perasaan dengan gadis ini.

Aku tau rumor itu dari Somi. Dia selalu saja tau berita panas yang sedang dibicarakan orang-orang. Katanya Kak Jungkook sedang berusaha mendekati Yerin.

"Mau kemana sih buru-buru banget? Dipanggil juga dari tadi." Dia mengerucutkan bibir.

"Mau ke ruang musik ehehe, kenapa nyariin?"

Mata gadis di depanku ini langsung berbinar penuh harap. "Kelas lo dapet pelajaran fisika gak? Gue mau minjem buku, lupa bawa," katanya.

Aku mengangguk mengerti. "Oh, ada. Cari aja ke kelas, ada Somi sama Yuqi kok minta aja ke mereka ya."

"Okey! Gue kesana ya, babay!"

"Dadah!"

Gadis pemilik senyum secerah mentari itu pun berlalu pergi. Aku tertawa pelan melihatnya berlari-lari seperti itu. Yerin memang sosok pembawa kebahagiaan bagi siapa saja yang bertemu dengannya.

Tujuan awalku, ruang musik. Ruangan itu sudah berjarak beberapa meter dari sini. Kubuka pintu perlahan, kosong. Tidak ada siapa-siapa. Awalnya aku berpikir kalau Haechan pasti sudah disini lebih awal.

Perasaanku mendadak tidak enak, entah kenapa.

Apa mungkin kelas Haechan keluar agak telat? Biasanya beberapa guru suka sekali korupsi waktu. Sembari menunggunya datang kurasa tidak ada salahnya menunggu sebentar.

Duduk di atas kursi, aku menekan not piano dengan nada tak beraturan. Sesekali kulirik jam dinding yang digantung ditembok sana, sudah lewat sepuluh menit.

Aku pun memutuskan untuk pergi ke kelas Haechan. Meskipun agak malas karena harus menuruni lumayan banyak anak tangga. Begitu masuk ke ruangan ini, aku mendapati hanya ada beberapa siswa yang memilih menghabiskan waktu istirahat mereka di dalam kelas. Termasuk Jaemin dan Renjun.

Jaemin tengah asik mengusili temannya itu yang dibalas dengan pukulan buku tebal pada lengannya. Bukannya berhenti, Jaemin malah semakin gencar mengganggu aktivitas belajar Renjun.

"Jaemin!"

Anak laki-laki itu menoleh, menampilkan deretan giginya yang rapi.

Bugh!

"Akh!"

Aku menutup mulut karena Renjun menggeplak tepat kepala Jaemin dengan buku tebal di tangannya.  Nampaknya dia kesal sekali dengan ulah Jaemin tadi. Sedangkan si empunya itu hanya bisa meringis kesakitan.

Until I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang