23. SAMPAI JUMPA, SUA

69 15 30
                                    

Chapter 23. Sampai Jumpa, Sua
Get Yours➺

"Sua masih mau main Kak Nana."

"Gak boleh, udah malem Sua harus bobok. Kita lanjutin mainnya besok aja. Yuk Kak Nana temenin bobok," kataku.

Sudah jam tujuh lewat, kami semua berkumpul di ruang tamu. Dan karena sudah waktunya Sua untuk tidur, Tante Sohye memintaku untuk mengajaknya pergi ke kamar. Aku baringkan dia di atas kasur lalu aku ikut merebahkan diri di sebelahnya dengan ponsel ditangan kiri. Kuusap rambutnya pelan-pelan agar dia cepat tidur meski sederet pertanyaan kecil sederhana beberapa kali terlontar dari celah bibir bocah ini.

Entah karena aku yang terlalu sibuk bermain ponsel atau bagaimana, ketika aku menoleh Sua sudah kudapati dalam keadaan tertidur lelap. Napasnya terderngar beraturan, dia pasti sedang bermain di alam mimpi. Ku pandangi wajah Sua sesaat hingga akhirnya tanpa sadar aku mencubit pipi bulatnya lalu menusuk-nusuk pipi bak squishy itu.

Andaikan pipiku selembut ini.

Drrt.

Drrt.

Haechan is calling

Tidak tau mengapa, rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu berterbangan dalam perutku disertai rasa hangat yang entah datang dari mana ikut menjalar ke seluruh tubuh. Pengalaman macam apa ini.

"Ha-hallo."

"Hai, Na. Udah mau tidur?"

Aku langsung mengambil posisi duduk. "Eh enggak kok, lagi nemenin Sua tidur."

"Ooh."
"Kenapa kamu gak tidur?"

"Belum ngantuk hehe."

"Sama."
"Buka jendela kamu coba."

"Emang kenapa?"

"Buka aja dulu."

Aku menjauhkan ponsel dari telinga dan menatap nama orang yang meneleponku saat ini. Lalu dengan hati-hati aku beranjak turun dari kasur agar Sua tidak terganggu.

Lantas aku berjalan menuju jendela, sesuai perintah Haechan aku menarik gorden lalu membuka jendelanya. Betapa terkejutnya aku begitu langsung mendapati dia ada disana. Di tepi jalan dia duduk di atas motornya, menatapku dari bawah sinar lampu penerang jalanan.

Aku sontak berekspresi, seolah bertanya untuk apa dia berada disana. "Kamu ngapain diem disitu?"

"Yuk."

"Hah? Gimana?"

"Kirain kamu udah ngerti maksud aku."

Aku cengengesan, masih menatapnya dari jendela kamar. "Keluar?"

"Kalo kamu mau, aku gak maksa."

"Perasaan kamu ngomongnya gitu mulu tiap mau ngajak keluar, aku kan belum jawab."

"Ya udah aku tanya, mau gak?"

"Hmmm, iya mau."
"JANGAN MATIIN TELPONNYA!" peringatku kencang.

Dia tertawa, "Iya, Na."

Aku segera menutup kembali jendela kamar supaya udara dingin di luar tidak masuk. Aku menyambar jaket yang berada di atas kursi belajar lalu memakainya. Sebelum meninggalkan kamar aku memastikan Sua terlebih dahulu, menyelimutinya sebatas pinggang. Setelah itu baru aku keluar dari ruangan ini.

"Bunda, Kenzi mau keluar bentar," kataku menginterupsi ruang tamu.

Bunda yang tadinya asik berbincang kemudian menoleh padaku. "Udah malam gini mau kemana?" tanya Bunda. Semua orang yang tengah duduk disana menatapku, rasanya aku seperti di interogasi.

Until I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang