31. LOVE COMES TO ME

78 12 23
                                    

Chapter 31. Love Comes To Me
Get Yours➺

Lusa malam, masih dihari yang sama ketika aku dan Haechan pergi ke cafe. Jaemin tiba-tiba membuat grup chat, awalnya aku bingung kenapa dia menambahkanku kedalam grup itu. Rupanya ini masalah liburan.

Mulai dari Somi yang mencak-mencak ingin berlibur ke pantai, sedangkan Yuqi lebih ingin untuk pergi piknik sederhana, ah dia memang suka makan. Aku sendiri tidak punya saran lain, aku akan setuju dengan rencana mereka dan ikut.

Hingga akhirnya saran bagus datang dari Jaemin, dia menyarankan agar kita semua pergi camping. Namun setelahnya kami semua kembali dibuat bingung terkait dimana kami akan melaksanakan kegiatan itu. Tiada panas tiada hujan Renjun tiba-tiba menjawab bahwa lebih baik melakukan kegiatan camping di rumah Haechan karena dia memiliki halaman yang cukup luas di belakang rumahnya untuk mendirikan tenda dan membuat api unggun.

Akhirnya setelah musyawarah yang cukup panjang pada malam itu, dua hari setelahnya. Hari ini kami ber-enam sudah berkumpul di rumah Haechan. Yuqi dan Haechan menyediakan tenda, sedangkan aku membawa selimut, dan sisanya dibawa oleh Somi, Renjun, dan Jaemin.

"Beneran gak pa-pa kita camping di rumah kamu?" tanyaku pada Haechan yang berdiri di sebelahku.

"Tenang aja, aku udah ijin dan lima hari kedepan juga rumah aku sepi soalnya bunda lagi pulang ke Jeju," jawab Haechan.

Dia masih memakai celana kolor pendek hitam dengan kaos oblong putih, membuatku enggan untuk menoleh ke arahnya karena kaos yang dia kenakan cukup tipis dan badan bagian atasnya bisa terlihat jelas, aku jadi malu sendiri melihatnya. Lagi pula kenapa dia tidak memakai pakaian yang lebih layak.

"Hmm, ya udah sekarang kamu ganti pakaian dulu sana!"

Haechan pun mengecek penampilannya, mungkin dia pikir tidak ada yang salah dengan pakaiannya. "Emang kenapa?"

Aku yang ditanya begitu sontak gugup. "Ya-ya ganti aja, pake baju sama celana yang lebih bagus dikit," elakku akhirnya.

"Iya entar, abis bikin tenda aku ganti," katanya.

"Iya, katanya mau bikin tapi dari tadi gak jadi-jadi juga tuh tenda." Sindiran keluar dari bibir Jamein. "Siapa yang pinter bikin tenda?" Jaemin menatap tenda yang belum tersusun sejak tadi.

Renjun yang duduk di atas kursi kayu, tengah memangku gitarnya menjawab, "Haechan aja, dia dulu kan anak pramuka."

"Seriusan?" Aku menatap Renjun, lantas melirik Haechan. "Kok agak ragu, ya?" kataku, mencoba untuk menggoda Haechan.

Sesuai dugaanku, Haechan langsung berkacak pinggang. "Kamu ngeremehin mantan ketua pramuka? Cih Jinja?!"

Aku menaikkan kedua alis. "Buktiin kalo emang kamu pinter."

"Oke."

Haechan pun bergegas mengambil peralatan untuk membangun tenda, "Liat aja, gak sampe sepuluh menit udah jadi."

"Pfft!" Aku menahan tawa.

"Ngomong-ngomong Somi sama Yuqi kok kagak balik-balik sih dari tadi, cuma belanja dikit padahal," decak Jaemin.

Benar juga, sudah lebih dari satu jam yang lalu kedua anak itu pergi berbelanja untuk keperluan nanti malam.

"Emang lo suruh beli apa aja tadi?" tanyaku ikut membantu mempersiapkan apa yang perlu disiapkan.

"Jagung, sosis, sama daging sapi. Sama itu juga, shhh bumbu-bumbuan."

"Macet kali di jalan, kan musim liburan, kali aja kan," ucapku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Until I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang