24. HEART ATTACK

71 14 18
                                    

Chapter 24. Heart Attack
Get Yours➺

Kegiatan belajar mengajar sudah berlangsung sejak satu setengah jam yang lalu. Pelajaran matematika. Semuanya berjalan lancar, sebelum tiba-tiba seorang pria datang ke dalam kelas dan langsung memukul papan tulis di depan dengan sangat keras. Pak Chanis yang tadinya sibuk menulis di papan sontak terkejut hingga spidol di tangannya jatuh ke lantai.

Jedor!

Suara pukulan itu. Pria itu, dia guru kesiswaan. Entah apa maksud dari tindakannnya yang tiba-tiba itu tapi, jelas sekali aku bisa melihat kemarahan di wajahnya. Tidak, dia sangat marah. Nampaknya ada siswa dari kelasku yang membuat masalah. Aku langsung melirik ke arah Hyunjin, dia terlihat tenang padahal semua orang sedang tegang sekarang.

Suasana terasa mencekam. Seolah guru kesiswaan itu mengeluarkan seluruh aura gelapnya di ruang kelas ini.

"Bapak membuat saya terkejut, ada apa?" tanya Pak Chanis akhirnya.

Tidak ada yang berani berkutik ketika Pak Jeong Un mengedarkan pandangannya ke tiap sudut ruangan. Aku menyenggol pelan lengan Yuqi, memberikan tatapan bertanya yang dijawab dengan gelengan olehnya.

"Hwang Hyunjin!" panggilnya, nyaris berteriak.

Kami semua sontak menoleh ke arah laki-laki yang dipanggil namanya itu. Hyunjin yang awalnya bersikap tidak peduli langsung menoleh ke sumber suara. Dia lantas berdiri.

"Kenapa, Pak?" tanya Hyunjin tanpa sedikitpun rasa takut. Apakah dia tidak sadar bahwa nada bicaranya itu bisa memancing kemarahan Jeong Un.

"Kamu! Bersikap seolah-olah tidak melakukan kesalahan. Maju ke depan!" bentak Jeong Un.

Tanpa disuruh dua kali, Hyunjin berjalan ke depan dengan santai, bahkan kelewat santai.

JEDOR!

Setelah Hyunjin tepat berada di hadapannya, guru kesiswaan itu lagi-lagi meninju papan tulis yang tidak bersalah. Semua kaget, tentu saja. Pak Chanis sampai terperanjat ditempatnya, lalu mengelus dadanya sambil sedikit meringis tertawa.

"Kamu selalu saja mencari masalah. Keluarkan baju seragam kamu!" perintah Jeong Un, mutlak.

Kulihat Hyunjin diam selama sepersekian detik, kemudian dia mengeluarkan baju seragamnya. Hal itu membuatku kaget hingga menutup mulut karena benar-benar tidak menduga apa yang aku lihat sekarang.

Bagian bawah baju seragam Hyunjin terdapat banyak sekali gambaran dan coretan dari spidol, entah apa tujuan dari kelakuannya itu. Yang jelas setiap sekolah diseluruh dunia pasti tidak terima dengan hal itu. Secara tidak langsung seorang siswa tidak menghargai sekolahnya.

"Benar-benar tidak tahu diri. Apa orang tuamu tidak mampu membelikan buku gambar hingga kamu harus menggambari seragam kamu?" tanya Jeong Un. "bahkan dasi pun kamu tidak pakai!" lanjutnya.

Hyunjin hanya diam disana. "Mau saya drop out kamu dari sekolah ini?"

Mendengar itu Hyunjin langsung menegakkan kepalanya. "Tidak, Pak."

Kedua tangan Jeong Un terkepal, guru kesiswaan itu tampak berusaha menahan kesal dan amarahnya mati-matian menghadapi siswa di depannya.

Sebelum guru kesiswaan itu kembali berucap. Pak Chanis segera memeperingatinya.

"Lebih baik Bapak selesaikan masalah ini di ruang kesiswaan. Kasian yang lain bisa terganggu," sarannya. Untungnya Pak Chanis dan Pak Jeong Un dikenal lumayan akrab.

Tanpa basa-basi Pak Jeong Un berbalik dan meninggalkan kelasku, Hyunjin juga menyusul di belakang. Senyap selama beberapa saat. Setelahnya terdengar helaan napas dari Pak Chanis. Dia mengusap rambutnya frustasi.

Until I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang