Chapter 28. The Answer
Get Yours➺Rasanya aku ingin marah. Marah kepada semesta karena dengan seenaknya mempermainkan perasaan manusia. Aku pikir tidak akan bertemu lagi dengan fase ini, keadaan dimana aku dibuat bimbang lagi dan lagi. Tolong, cukup main-mainnya. Aku hanya ingin hidup normal seperti orang lain.
Ternyata, permasalahan hati lebih sulit dari yang pernah aku bayangkan. Antara menjadi dewasa dan kekanak-kanakan, keduanya diuji.
Jeno. Kenapa dia harus muncul lagi serta membawa kejutan yang sejujurnya tidak pernah aku nanti.
Haechan. Seseorang yang begitu misterius hingga aku tidak pernah sekali pun bisa menangkap jalan pikirannya.
Entah skenario seperti apa yang sedang dikarang oleh semesta untukku. Kepada Si manusia labil ini.
Oh iya, aku sedang berada di mobil. Menatap ke depan dengan pikiran yang tengah berkelana. Pagi ini aku diantar oleh Kak Jaehyun, aku yang meminta karena terus terang Haechan tidak memberi kabar dari kemarin.
Tak lama kulihat Kak Jaehyun berjalan mendekat ke mobil lalu masuk ke bagian kemudi. Dia menatapku yang juga sedang menatapnya. Entahlah dia terlihat berbeda hari ini, gaya rambutnya lebih rapi ditambah parfum yang baunya semerbak.
"Tumbenan banget minta dianterin, katanya udah sama Haechan," katanya.
"Tau ah!" balasku tak acuh.
"Kenapa? Ada masalah lagi?" tanya Kak Jaehyun sambil menyalakan mesin mobil.
Aku memeluk erat tas sekolah yang berada di pangkuanku seperti layaknya memeluk bantal. "Jadi remaja ternyata susah, tau gini mending jadi bayi aja terus," cibirku.
"Kamu pikir dunia cuma berputar buat kamu? Dasar," balasnya.
Aku meniup anak rambut di dahiku, lantas menatapnya serius. "Kalo Kakak dikasi dua pilihan, Kakak pasti bakal milih yang terbaik dari keduanya, kan?"
"Gak selalu, tuh."
"Lah kok?"
Kak Jaehyun menatapku tak kalah serius, namun dengan senyum simpul di wajahnya. "Kadang lebih baik ngambil resiko, karena dari situ pasti ada awal yang baru."
"Tapi kan.."
"Langsung ke intinya aja deh, belibet amat dari tadi." Kak Jaehyun kembali menatap fokus ke arah jalanan.
Akhirnya tersadar. Aku orang yang terlalu lama berpikir. Tapi, semua hal butuh waktu.
"Jeno ngajak balikan," kataku cepat.
Dia sontak menoleh. "Terus?"
"Bingung mau jawab apa, udah keburu pusing duluan. Menurut Kakak gimana?" tanyaku kemudian.
"Pikirin bener-bener. Tiap keputusan punya pengaruh besar buat kedepannya. Lagian sama Haechan gimana?"
Diberi pertanyaan seperti itu membuatku langsung tidak bisa berkata-kata. Sejauh ini aku dan Haechan juga masih abu-abu.
"Gak tau, dia juga gak ngasih kepastian. Tapi kayaknya gak lebih dari temen," cicitku.
"Ck, masih gitu-gitu aja. Kakak dong udah official sama Kak Chaeyon," katanya.
Aku mendelik. Dia malah memamerkan cengirannya, aku tau dia sedang mencoba meledekku. Pantas saja penampilannya hari ini berbeda. Aku iri dengan alur percintaan Kak Jaehyun yang tidak ribet sepertiku.
Setelahnya aku melihat ke luar jendela, mungkin sekitar lima menit lagi kami sampai. Dan selama itu pula aku memanfaatkan waktu yang ada untuk membuat keputusan. Menjadi remaja itu sebenarnya sangat menyenangkan, tapi aku terlalu banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal semacam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Found You
Fanfiction❝Entah berakhir seperti apa nantinya jika semesta masih betah memainkan skenario perasaan.❞ Copyright © librafairy Pic. Pinterest Edited by me Start•02.01.2020