5. DEFINISI BUCIN

179 38 61
                                    

Chapter 5. Definisi Bucin
Get Yours

Aku memasuki kelas ketika jam pergantian sudah berbunyi. Baru saja aku kembali dari kantin 1 untuk makan dengan Jeno. Ngomong-ngomong kami bersikap seperti biasanya seolah tidak pernah terjadi sesuatu. Jeno sendiri memang kurang peka dan aku tidak ingin memperburuk keadaan.

Tak lama setelah aku mengeluarkan buku beserta alat pelajaran lainnya, Bu Kencana masuk kelas diikuti oleh Yuqi dan Somi yang tadi bilang mau ke toilet. Kedua anak itu duduk dibangku masing-masing, Yuqi satu bangku denganku, sedangkan Somi satu bangku dengan Lia.

"Selamat siang." Bu Kencana menyapa sebelum pelajaran dimulai.

"Selamat siang!" Balas semua anggota kelas termasuk aku yang sambil membaca pesan dari Jeno secara diam-diam.

Semoga saja Bu Kencana tidak memperhatikakanku yang senyum-senyum sendiri seperti orang gila karena ulah Jeno.

"How are you today?"

"I'm fine thank you, and you?"

"I'm very well thank you."

Aku tidak terlalu menghiraukan sekitar. Malah tersenyum membaca pesan ucapan semangat dan selca yang Jeno kirim. Sampai lupa bahwa sekarang pelajaran tengah berlangsung. Baru saja aku akan membalas pesan dari Jeno namun gerakan tanganku terhenti ketika namaku dipanggil dengan lantang.

"Jung Keina!"

Aku langsung gelagapan. "Yes, miss?"

Senyap. Aku sadar bahwa sekarang aku sedang menjadi objek yang diperhatikan oleh penghuni kelas. Karena malu aku puh menunduk. Ini murni kesalahanku.

"Saya tidak pernah menyuruh kamu untuk bermain ponsel ketika saya sedang mengajar!"

Cepat-cepat tanganku memasukkan ponsel ke dalam kolong meja. Kemudian aku menunduk karena tampaknya wanita itu masih menatapku tajam.  Maaf Jeno, aku tidak bisa membalas pesanmu.

"Dan juga minggu lalu saya tidak melihat kamu mengikuti pelajaran. Kamu pergi kemana saat itu?" tanya Bu Kencana.

"I'm sorry. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi," kataku.

"It's okay. Saya harap kamu fokus dengan pelajaran kita hari ini."

Aku mengangguk lalu menatap Yuqi disebelahku, dia menggeleng pelan sedangkan aku hanya cengengesan ditempat. Setelahnya Bu Kencana melakukan absensi terlebih dahulu. Aku bernafas lega.

Sepertinya teguran tadi belum cukup untuk membuatku jera. Karena selama absensi, aku diam-diam kembali mengambil ponsel lalu membuka roomchat Jeno.

Jeno♡

Udahan dulu ya aku mau
fokus belajar|


|Baru aja aku mau minta tolong


Minta tolong apa?|

|Gak jadi. Kamu belajar aja

Gapapa ih bilang aja|

|Kamu bisa bawain baju olahraga aku ke ruang ganti?
|Aku disuruh ke gudang ngammbil bola
|Nanti kamu kasi Mark aja bajunya

Ooh|

|Bisa?

Bisa kok|
Aku bawain sekarang|

|Hmm ya udah
|Makasi sayang

Until I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang